Mariana Yunus: Umat Islam Belum Rasakan Manfaat Puasa

Rep: Agung Sasongko/ Red: Johar Arif

Rabu 03 Aug 2011 05:00 WIB

REPUBLIKA.CO.ID - Begitu banyak manfaat puasa yang datang dari ibadah puasa di bulan Ramadhan. Akan tetapi, manfaat itu belum dirasakan secara optimal oleh umat Islam.

Demikian penuturan Kepala Pengembangan Produk Bank BRI Syariah, Mariana Yunus, kepada Republika.co.id. "Saya itu merasa sedih, bulan puasa yang penuh manfaat belum dirasakan umat, belum lagi ketiadaan peningkatan keimanan setiap Muslim."

Mariana mengatakan sebab manfaat yang belum dirasakan umat Islam berasal dari pelaksanaan ibadah puasa yang hanya dijalankan satu bagian saja. Satu bagian itu adalah menahan lapar dan haus. "Kalau hanya sekedar menahan lapar dan haus, anak kecil sudah bisa, tapi bagi kita yang dewasa tentu harus lebih dari itu," kata dia.

Kondisi itu, menurut Mariana, tidak terlepas dari minimnya niat umat Islam untuk menjalankan puasa karena Allah SWT. Umat hanya menjalankan ibadah puasa lantaran faktor keterpaksaan akibat adanya kewajiban. Padahal, faktor kewajiban itu bukan tanpa alasan. "Kita dari awal belum memahami apa makna kewajiban itu. Padahal kita selalu mendengar itu, hanya saja sekedar lewat saja," kata dia.

Karena itu, ungkap Mariana, langkah awal guna menjadikan ibadah puasa sebagai ibadah yang memberikan manfaat, maka setiap Muslim harus memahami kewajiban itu. Selanjutnya, umat perlu meniatkan diri untuk menjalankan ibadah puasa karena Allah. "Dengan demikian, insya Allah, kita, umat Islam dapat merasakan manfaat yang utuh dari berpuasa," kata dia.

Perlu diingat, apa yang diajarkan ibadah puasa begitu dibutuhkan bangsa ini. Kejujuran misalnya, bangsa ini harus belajar menjaga kejujuran. Apalagi konteks kejujuran ini tengah dibutuhkan guna melawan tindak korupsi yang meningkat." Dengan demikian,insya Allah bangsa Kita akan lebih baik," tuturnya.

Sistematis

Dari pengalaman berpuasa, Mariana punya semacam tradisi dalam menyambut ibadah puasa. Pertama kali, dia menjalankan silaturahmi kepada sanak saudara, terutama orang tua. Selanjutnya, Mariana menyelesaikan utang yang belum dibayarkan baik itu utang permohonan maaf atau utang materi. "Saya selalu demikian sehingga saat menjalankan ibadah puasa, terasa ringan," kata dia.

Selain itu, Mariana juga menuntaskan program belanja lebaran sebelum puasa dimulai. Menurut dia, langkah itu sengaja dilakukan agar tidak menganggu ibadah puasa yang dijalankan. Kebiasaan itu sudah dilakukan selama puluhan tahun.

Wal hasil, apa yang menjadi kebiasaan Mariana, tidak menganggu ibadah puasa, bahkan dapat mencegah dirinya membatalkan puasa seperti yang dilakukan sebagian Muslim saat bernafsu belanjar lebaran saat menjalani puasa. "Aku itu, segala urusan yang tidak berkaitan dengan ibadah puasa, harus diselesaikan sebelum puasa. Hal itu membuat saya merasa lebih tenang menjalankan puasa," kata dia.

Selanjutnya, ungkap Mariana, ia dan keluarga biasanya menargetkan ibadah puasa sebagai memontum mengkhatamkan Alquran. Untuk itu, setiap hari ia menyempatkan diri menyantap satu juz."Kalau ada halangan tentu tidak mencapai target. Tapi tidak masalah yang penting niatnya," kata dia.

Disamping itu, Mariana biasanya telah mengajukan cuti pada minggu terakhir hingga lebaran. Minggu terakhir puasa, digunakan Mariana untuk beriktikaf. Baginya, nuansa beriktikaf saat Ramadhan begitu luar biasa. Ia merasa semakin dekat dengan Tuhan.

"Seperti sekarang, aku coba menyelesaikan pekerjaan berikut dengan target-target yang harus dipenuhi sehingga menjelang akhir puasa dapat berkonsentrasi dalam ibadah," ungkapnya.

Meski tersistematis dalam persiapan menjalanlan puasa, Mariana tidak menafikan adanya tantangan saat berpuasa. Tantangan itu antara lain membicarakan orang lain dan mengkontrol emosi. "Ya, saya sih berharapnya tidak demikian, sebab akan mengurangi nilai puasa," kata dia.

Belum lagi, lanjut Mariana, pada Minggu ketiga hingga akhir ramadhan, suasana sudah kembali seperti semula. Maksudnya, tak sedikit Muslim yang sudah meninggalkan ibadah puasa. Itu terlihat dari banyaknya asap rokok dan restoran mulai penuh waktu siang hari.

Namun, Mariana mengaku untuk persoalan itu ia tidak begitu bermasalah. Yang terpenting, bagaimana setiap Muslim menanggapi kondisi tersebut. "Tidak perlu lah melarang, tapi kita sendiri apakah sudah menjalankan puasa dengan baik," ujar dia.