Negosiasi Puasa di Jerman

Red: cr01

Kamis 28 Jul 2011 08:50 WIB

Masjid Sehitlik di Jerman. Foto: webmastergrade.com Masjid Sehitlik di Jerman.

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN – Ramadhan di Jerman berlangsung dalam suasana berbeda dibanding di negara-negara mayoritas Muslim lainnya. Perbedaan juga terdapat pada lamanya waktu siang hari dibanding malam pada musim panas, namun lebih pendek di musim dingin.

Terdapat sekitar 3,5 juta Muslim di Jerman, yang tinggal di Berlin atau Ruhr. Keduanya merupakan wilayah dengan komunitas Muslim tinggi di negari Hitler itu. 

Karena bukan merupakan kawasan mayoritas Muslim, tak heran jika umat Islam Jerman mendapat tantangan yang cukup berat ketika sedang berpuasa. Di mana-mana tampak orang yang makan dan minum di siang hari. Oleh sebab itu, banyak juga umat Islam yang tidak menjalankan ibadah puasa dengan alasan pribadi.

Orang Muslim yang bekerja dengan sistem shift di beberapa perusahaan tertentu akan mensiasati buka puasanya dengan mencari waktu-waktu rehat. Namun, beberapa perusahaan yang memiliki karyawan Muslim dalam jumlah besar membuat kesepakatan terkait dengan ibadah puasa, khususnya untuk waktu buka puasa.

Namun, kebanyakan umat Islam menikmati buka puasanya di rumah, ketimbang di tempat kerja karena suasananya yang lebih nyaman.

Terpopuler