REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) Nia Umar IBCLC mengatakan ibu harus memperhatikan kondisi diri dan bayinya bila memilih berpuasa saat menyusui. Ibu yang menyusui bisa berpuasa jika bayinya sudah berusia di atas enam bulan.
"Kalau bayi di atas enam bulan, sudah mulai makan makanan pendamping air susu ibu atau MPASI, ibu boleh saja berpuasa. Namun, tetap harus memperhatikan kondisi diri dan bayinya," kata Nia saat dihubungi di Jakarta, Sabtu (11/5).
Nia mengatakan bila ibu takut produksi ASI menurun, ibu menyusui bisa berpuasa berseling hari, yaitu sehari berpuasa dan sehari tidak berpuasa. Yang penting, saat berbuka puasa, ibu menyusui harus makan makanan dengan gizi seimbang serta memperbanyak asupan cairan yang masuk ke dalam tubuh.
"Ibu menyusui harus tetap fit meskipun berpuasa. Hindari makanan dan minuman manis. Lebih baik memperbanyak cairan seperti air kelapa," tuturnya.
Ibu juga harus melihat tanda-tanda yang ditunjukkan oleh bayinya. Beberapa bayi cukup sensitif sehingga rewel bila ibunya yang sedang menyusui berpuasa.
"Kenali kondisi diri dan bayi. Jangan berpikir ibu menyusui lain bisa berpuasa, kita juga harus bisa. Kondisi setiap ibu dan bayi berbeda-beda," katanya.
Yang tidak kalah penting, jangan menjadikan menyusui sebagai kompetisi dengan ibu menyusui yang lain. Jangan karena melihat ibu menyusui lain bisa berpuasa, lalu memaksakan diri untuk berpuasa tanpa mempertimbangkan kondisi diri dan bayi.
"Ingat, menyusui anak itu adalah ibadah," ujarnya.