Puasa Ramadhan Beda dengan Diet, Inilah Istimewanya (1)

Red: Endah Hapsari

Selasa 24 Jul 2012 10:06 WIB

Puasa Ramadhan (ilustrasi) Puasa Ramadhan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Puasa yang dijalankan umat Islam selama Ramadhan berbeda dengan puasa lain yang lebih umum disebut dengan diet atau pantang. Puasa menurut Islam mengandung beberapa manfaat termasuk bagi kesehatan karena beberapa faktor:

Tak akan kurang gizi

Dibanding dengan diet, puasa pada bulan Ramadhan tak akan mengakibatkan kurang atau terjadinya ketidakseimbangan gizi karena tak ada pembatasan atau pengurangan makanan berlebihan baik pada sahur dan berbuka.

Ini dibuktikan oleh MM Husaini, ahli medis dari Afrika, yang melakukan penelitian pada tahun 1974 terhadap mahasiswa Muslim di Universitas North Dakota dan Universitas Fargo sepanjang Ramadhan. Dia menyimpulkan bahwa kalori yang dikonsumsi mahasiswa Muslim sepanjang Ramadhan masih dua pertiga NCR-RDA. Karena itu masih dalam batas normal. Jika terjadi perubahan pada berat badan dan gula darah tak terlalu signifikan.

Perlahan dan terencana

Puasa pada bulan Ramadhan meski wajib dalam agama merupakan kegiatan yang diserahkan pada orang masing-masing. Berbeda dengan orang yang memang diwajibkan untuk puasa oleh dokter misalnya. Di dalam otak, ada pusat yang disebut lipostat. Fungsinya mengontrol berat badan. Jika terjadi berat badan turun drastis akibat diet berlebihan, lipostat tak dapat mengenalinya secara normal. Oleh karena pusat dalam otak itu memprogram kembali dirinya untuk memacu menambah berat badan saat orang berhenti makan.

Karena itu cara paling aman dan efektif mengurangi berat badan adalah perlahan dan terencana. Harus ada kontrol diri yang baik. Caranya adalah dengan mengatur dan memotivasi diri dan mengubah cara makan. Makan boleh dikurangi tapi sewajarnya. Nah itu sudah dengan sendirinya terjadi pada Ramadhan. Kontrol diri dan latihan sudah terkondisikan dengan sendirinya. Sehingga perubahan yang terjadi tak terlalu drastis. Itu terbaca oleh lipostat.

Puasa Ramadhan berbeda dari puasa lain

Dalam Islam tak ada keterikatan harus menjalani diet pada jenis makanan tertentu saja seperti diet protein, buah tertentu dan lain sebagainya. Islam mengajarkan makan sahur pada dini hari dan berbuka pada malam hari selama puasa. Artinya, saat puasa porsi makan dikurangi sedikit. Juga ada ajaran mengonsumsi dulu makanan yang manis seperti kurma, buah atau jus saat buka puasa untuk mengatasi rendahnya kadar gula darah. Setelah tak ada makanan yagn masuk maka menjelang buka puasa, kadar gula dalam darah berada pada titik terendah. Makanan manis dapat cepat diubah dan diserap jadi energi.