Saat Puasa, Tidur atau Beraktivitas?

Rep: Hannan Putra/ Red: Hafidz Muftisany

Senin 09 Jul 2012 22:29 WIB

Olahraga saat puasa (ilustrasi) Olahraga saat puasa (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Berbagai literatur kedokteran menjelaskan, bahwa gerakan otot pada fase pasca-absorbsi makanan bisa mengoksidasi sekumpulan khusus asam amino yang memi­liki mata rantai bercabang (liosin, esoliosin, dan palin) selama puasa.

Asam-asam ini memang hanya bisa dioksidasi di dalam otot, sebab di dalam sel-sel otot terdapat banyak enzim tertentu yang berfungsi mengonversi kumpulan amino di dalam dua sistem pembakaran: mitokondria dan sitosol.

Setelah sel-sel otot memperoleh energi hasil oksidasi ini, maka terbentuklah di dalam sel-sel ini dua asam amino yang sangat penting: asam alanin dan glutamin. Asam alanin meru­pakan bahan bakar utama untuk produksi glukosa baru di dalam liver, sedangkan asam glutamin masuk dalam produk­si asam nukleus, dan salah satu bagian asam glutamin ber­ubah menjadi asam alanin.

Dengan beraktivitas dan bergerak akan terbentuk pula asam laktat dan pyruvate sebagai hasil oksidasi glukosa di dalam sel-sel otot. Keduanya merupakan bahan bakar utama dalam pembentukan glukosa liver.

saat terbentuknya asam laktat (susu) dalam otot aktif. Kemudian melalui liver, asam tersebut berubah menjadi glukosa dan memberikan bantuan kembali energi yang dibutuhkan otot. Ini semakin menguatkan bahwa aktivitas dan bergerak merupakan sebuah tindakan positif dan penting yang bisa memberikan bantuan energi baru bagi tubuh.

Oksidasi semacam ini akan semakin meningkat dengan aktivitas bergerak. Karena itu, proses produksi glukosa baru dalam liver pun meningkat seiring dengan peningkatan gerakan otot, yang barangkali bisa mencapai tiga kali lipat dari yang dihasilkan ketika hanya berdiam diri saja.

Asam alanin merupakan asam amino terpenting yang ter­bentuk di dalam otot selama berpuasa, karena persentasenya mencapai 30 %. Persentase ini bisa bertambah sesuai intensi­tas gerakan dan aktivitas yang dilakukan.

Asam alanin ini ter­bentuk dari oksidasi sebagian asam amino dan pyruvate. Se­lain itu, juga melalui masa pembuatan glukosa dalam liver dan teroksidasinya dalam otot. Ia juga bisa berubah menja­di pyruvate melalui lingkaran produksi glukosa di dalam liver dan oksidasinya di dalam otot.

Jadi, tetaplah berkatifitas selama berpuasa. Ibadah puasa bukanlah penghalang untuk menjalani rutinitas sehari-hari. Justru dengan berpuasa, bisa memberikan motivasi tersendiri bagi seseorang yang ingin meraih pahala disisi-Nya.