REPUBLIKA.CO.ID, PLANO,AS -- Pendeta Gereja Metodis, Rev Wess Magruder, sungguh memiliki toleransi besar. Ia tak hanya memutuskan melakukan puasa Ramadhan tahun ini bersama teman muslimnya lalu menulis pengalamannya lewat blog, ia pun juga berbuka puasa bersama muslim.
Malam lalu, Magruder menerima undangan dari komunitas muslim lokar untuk berbuka bersamaMcKinney Islamic Association. Berhasil berpuasa tepat dari fajar hingga senja selama delapan hari berturut-turut, sang pendeta menyatakan apresiasi terhadap kebesaran Tuhan saat berbuka bersama. Ia bahkan mengaku alasan utama berpuasa ialah cina dan hormat kepada tetangga.
Magruder menulis di blognya bagaimana ia merasa dekat dengan kehidupan spritual dan merindukan tradisi berpuasa Kristen kuno yang ia yakini tak disukai oleh warga Amerika. Alasan itu pula, Magruder kini bergaul dengan muslim untuk menginspirasinya. Pasalnya, ia tahu muslim selalu melalui Ramadhan dengan berpuasa 30 hari penuh setiap tahun dan ibadah itu telah dilakukan lebih dari 1400 tahun lalu.
Sehingga tak heran, dalam blog Magruder, New Methofesto terdapat banyak tulisan berisi komparasi agama dan juga upaya spritual terkait perjalanan menuju Tuhan. "Saya merasakan ada dengungan (selama puasa) di kepala saya," tulisnya. "Dengungan ini memiliki tujuan berguna. Ia membuat saya tetap sadar mengenai Tuhan dan keberadaan Tuhan, bahwa kehendan Tuhan menjadi nyata di dunia," tuturnya. "Ketika ada yang tidak terjadi di depan saya, dengungan itu mengingatkan saya untuk berdialog dengan Tuhan."
Alasan lain yang ia ungkap di blognya mengapa ia berpuasa yakni etika Kristen yang ia pelajari dan ia yakini, yaitu mencintai Tuhan dan mencintai tetangga. "Namun ada alasan lain yang mendorong saya memiliki 'bersikap seperti Muslim' hingga tiga puluh hari kedepan. Saya sungguh ingin bersolidaritas bersama teman (Imam Sheikh) Yaseen, dan jamaahnya di Plano," ujarnya.
"Saya ingin mereka tahu bahwa saya tidak menolak kehadiran mereka di komunitas ini dan negara saya," ungkapnya. "Sebaliknya saya sangat bahagia mereka di sini."