Muslim Meksiko: Minim Komunitas, Minim Islamic Center

Rep: C23/ Red: Didi Purwadi

Ahad 14 Aug 2011 06:27 WIB

Masjid Dar Al Islam merupakan salah satu masjid di Meksiko. Foto: www.islamicplaces.wordpress.com Masjid Dar Al Islam merupakan salah satu masjid di Meksiko.

REPUBLIKA.CO.ID,MEXICO CITY - Dibandingkan dengan negara-negara lain di Amerika Latin dengan komunitas Muslim yang cukup besar, populasi Muslim Meksiko adalah kecil. Warga muslim di Meksiko menentukan tanggal pertama puasa dan tanggal hari raya idul fitri berdasarkan informasi yang diterima dari negara-negara Islam.

Shalat Tarawih dihadiri oleh anggota komunitas Muslim yang kecil Mexico City. Sudah terdapat Islamic Center yang berada di Meksiko City. Di sana, telah merencanakan dan melaksanakan program pendidikan dan ibadah selama bulan ramadhan. Biasanya ada kelas reguler Quran diberikan sebelum shalat Maghrib. Setelah berbuka puasa, ada kajian yang menarik tentang sirah atau kehidupan nabi saw.

Di negara yang mayoritas non muslim ini sering diadakan iftor bersama. Ini adalah salah satu momen yang tepat untuk mengumpulkan kaum muslimin dari berbagai bangsa Arab, Pakistan, serta peningkatan jumlah Muslim Meksiko.

Beberapa non-Muslim pun ikut diundang untuk berbuka puasa bersama. Kesempatan itu biasanya dimanfaatkan untuk menunjukkan kepada orang asing bahwa Islam adalah agama yang ramah.

Komunitas Muslim

Jumlah yang turut hadir dalam buka bersama ini tidak banyak. Selain karena jumlah yang sangat sedikit, umat muslim hidup saling berjauhan. Meksiko city yang menajdi salah satu kota terbesar di Meksiko ini, beberapa orang harus menempuh perjalanan selama satu atau dua jam untuk mencapai Islamic Center.

Lucia, seorang mualaf sejak 15 Desember 2008, mengaku kesulitan mencari komunitas muslim di Meksiko. Ia yang lahir dan besar di Meksiko City pun mempelajari Islam dengan membaca buku tentang sejarah Islam, masyarakat Islam, ajaran dan prinsip-prinsip yang diajarkan Islam. Selain dari buku, Lucia juga mencoba mengakses internet dan menemukan banyak informasi tentang Islam di dunia maya.

“Masalahnya, saya juga tidak tahu dimana bisa bertemu dengan komunitas Muslim di Meksiko,” Lucia mengungkapkan kesulitannya di awal ia ingin mengenal Islam lebih jauh.

Lucia akhirnya memilih jejaring sosial untuk melakukan kontak dengan komunitas Muslim. Cara ini, menurut Lucia, cukup menarik. Tapi, ia mengaku agak kecewa karena menemukan beberapa orang yang bersikap tidak ramah begitu tahu Lucia bukan seorang muslim.

Akhirnya, Lucia menemukan seorang Muslim bernama Sajad yang kemudian menjadi sahabatnya. Dengan Sajad yang sekarang tinggal di Inggris, ia bisa menghabiskan waktu berjam-jam membicarakan banyak hal, termasuk tentang Islam.

Seminggu kemudian, Lucia berusaha sendiri mencari masjid yang ada di Mexico City. Ia ingin mengucapkan syahadat secara resmi. Hari itu, 15 Januari 2008, Lucia berada di sebuah apartemen kecil yang berfungsi sebagai masjid. Ia mengucapkan syahadat di sana dan diberi nama Islami, Noor Sabiya.

Setelah resmi menjadi seorang muslimah, Lucia belajar salat. Ia merasa kedamaian dalam hatinya setelah masuk Islam. Apalagi ia bertemu dengan teman baru. “Tapi, yang paling penting buat saya, akhirnya saya menemukan tempat yang saya inginkan. Tempat itu saya temukan dalam Islam,” tandasnya

Terpopuler