REPUBLIKA.CO.ID,TONGXIN - Diam dan termenung. Sesaat Ding Xiulian (57 tahun) terbangun dari tidur dan menyaksikan anak dan istrinya membawa nasi kotak untuk bekal sahur. Suasana itu Ding rasakan di dalam tenda darurat berisikan ribuan warga Desa Jianxin, kota Tongxin, Cina, yang di evakuasi karena banjir sehari sebelum memasuki bulan Ramadhan.
Ding adalah seorang muslim dari suku Hui yang tinggal di desa Jianxin, Tongxin County, daerah otonomi Ningxi Hui, wilayah barat laut Cina. Saat umat muslim suku Hui sedang menyambut datangnya bulan Ramadhan, desa tersebut tertimpa banjir karena curah hujan yang besar.
Ribuan pengungsi dari Desa Jianxin itu dievekuasi ke tempat penampungan sementara di sebuah sekolah dasar di kota Hexi Tongxin. Di antara mereka, terdapat lebih dari 300 muslim yang menjalani sahur pertama di bulan Ramadhan tahun ini.
"Waktu makan telah disesuaikan untuk menghormati waktu sahur umat Islam selama bulan suci," ujar Kepala Daerah Tongxin County, Ma Honghai, dikutip kantor berita Xinhua.
Di Desa Ningxi sendiri terdapat lebih dari dua juta umat muslim dari suku Hui. Mereka pun juga menghormati warga setempat yang menganut agama lain.
Bantuan Saudara
Tidak seperti Ding yang dievakuasi di sekolah, Luo Zhengcheng (51 tahun) memilih meminta bantuan lewat kerabatnya. Luo juga seorang muslim. Dia membawa tujuh keluarganya untuk mengungsi di rumah kerabatnya.
"Dari tujuh anggota keluarga saya, tiga di antaranya mulai puasa. Saya pun masih menyempatkan pergi ke masjid setiap hari," jelas Luo.
Luo mengatakan, musibah banjir yang menimpanya tidak mempengaruhi kehidupan beragama keluarganya. "Semua kesulitan dapat teratasi jika kalian taat," tegas muslim dari suku Hui itu.
Pemerintah daerah Tongxin County melakukan tindakan yang cukup kondusif untuk warganya yang tertimpa musibah. Mereka memberikan uang 15 yuan per harinya untuk warga yang meminta bantuan kepada kerabatnya.
Terlepas itu, kesulitan lain yang dihadapi umat islam di desa Jianxin adalah membangun kembali rumah mereka yang tergenang banjir di saat berpuasa. Namun, Luo yakin bisa melakukannya. "Kami juga akan melanjutkan bertani selama berpuasa," tukas Luo.