Tarekat Naqsabandiyah Putuskan Ramadhan 3 Bulan Sebelumnya

Rep: Friska Yolanda/ Red: Dewi Mardiani

Ahad 19 Aug 2012 14:35 WIB

Jamaah Tarekat Naqsabandiyah di Sumatera Barat. Foto: kabarnet.wordpress.com Jamaah Tarekat Naqsabandiyah di Sumatera Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, Idul Fitri, hari yang dinanti-nantikan umat muslim telah tiba, seiring datangnya Ramadhan. Namun suasana agak berbeda terjadi di RT 02/ RW 01 Kelurahan Cupak Tangah Kecamatan Pauh, Nagari Pasar Baru, Padang, Sumatra Barat (Sumbar). Hari Raya Idul Fitri jatuh lebih dulu dibandingkan tempat lain di negeri Minangkabau.

Tepatnya di dua surau (mushalla) di nagari tersebut, yaitu Surau Baru dan Surau Baitul Makmur. Kedua surau ini telah melaksanakan shalat Idul Fitri lebih dulu, bertepatan dengan hari kemerdekaan Indonesia, Jumat (17/8). Lebih dari 200 orang melaksanakan shalat berjamaah di kedua surau tersebut.

Shalat dua rakaat ini dipimpin oleh imam surau, Zahar (57 tahun). Tidak terlihat perbedaan yang mencolok dengan tata cara shalat maupun pelaksanaan shalat Idul Fitri di surau itu. Imam memimpin shalat dan kemudian dilanjutkan dengan ceramah Idul Fitri.

Perbedaan hari raya ini berawal dari perbedaan penetapan tanggal satu Ramadhan. Bahkan sebelum pemerintah melakukan pengecekan hilal, masyarakat sekitar Surau Baru dan Surau Baitul Makmur ini sudah menyiapkan perbekalan untuk sahur.

Masyarakat ini menggolongkan diri dalam Tarekat Naqsabandiyah. Imam surau yang juga pengurus Surau Baru, Zahar, mengungkapkan terdapat perbedaan penentuan hilal antara pemerintah dan Tarekat Naqsabandiyah. Pemerintah baru akan melihat kehadiran bulan, satu hari sebelum Ramadhan tiba.

"Oleh kami, hilal sudah dilihat tiga bulan sebelum Ramadhan tiba," kata Zahar, di sela pekerjaannya menganyam daun kelapa menjadi kulit ketupat, kemarin.

Terpopuler