Diundur Saat 17 Agustus, Jamaah An Nadzir Gelar Shalat Id Hari Ini

Red: Endah Hapsari

Sabtu 18 Aug 2012 10:54 WIB

Shalat Idul Fitri (ilustri) Foto: www.muslimdaily.net Shalat Idul Fitri (ilustri)

REPUBLIKA.CO.ID, GOWA---Lebih dari 300-an jamaah An Nadzir mengelar shalat Id Idul Fitri 1433 H lebih awal dibandingkan edaran pemerintah di Kampung Mawang, Kelurahan Lompo, Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Sabtu.

Pelaksanaan shalat Id menurut mereka sudah sesuai dengan perhitungan bulan, tanda-tanda alam dan air pasang. Sebanyak empat baris saf terlihat di bagian laki-laki dan tiga saf di bagian perempuan sementara anak-anak pada bagian belakang.

Pakaian serba hitam dengan kepala dibalut sorban ditambah rambut di semir berwarna mencolok dan kelihatan cerah menambah khasanah jamaah tersebut saat melaksanakan shalat Id di antara pohon kelapa sawit di tempat itu.

"Kami sudah lakukan pengamatan ternyata hari Kamis (16/8) berakhir. Bulan terbit pukul 17:05 Wita diufuk timur pada ketingggian 12 derajat dan posisi 23 derajat lintang utara, itulah bulan terakhir," kata Pimpinan jamaah An Nadzir, Lukman A Bakti usai melaksanakan shalat Id Idul Fitri.

Ia menyebutkan, pembuktian lainnya terlihat saat air laut mulai pasang dan surut selama dua kali di hari yang sama."Pembuktian itu kita melihat dan memeriksa air pasang di laut. Posko kami melaporkan pada hari Kamis terjadi dua kali. Air pasang pagi hari tetapi belum sempurna, tetapi, puncaknya kembali naik pada pukul 17:00 Wita selanjutnya naik kembali hingga pukul 22.00 Wita," ujarnya.

Kesimpulan pada hari Kamis tersebut, lanjutnya, sudah dilakukan perhitungan dengan melihat terbenamnya bulan di ufuk barat, maka sempurnalah ibadah puasa selama 29 hari plus enam jam.

Terkait dengan pengunduran shalat Id semula Jumat (17/8) namun baru dilaksanakan pada Sabtu (18/8), dia menuturkan, karena bertepatan dengan perayaan kemerdekaan 17 Agustus 2012 atau genap 67 tahun Indonesia merdeka.

"Kita tahu 17 Agustus itu hari sakral dimana seluruh rakyat mengenang begitu banyak syuhada-syuhada yang menumpahkan darahnya demi meraih kemerdekaan. An Nadzir melihat itu sebagai sesuatu hal bagian dari arah bangsa dengan memberikan apresiasi maka ditunda shalat id," ucapnya.

Usai shalat Id, para jamaah An Nadzir saling berpelukan satu sama lain, sembari terdengar shalawat Nabi Muhammad Saw didengungkan, jelas tergambar dimana situasi dan kondisi cukup mengharukan, bahkan beberapa diantara jamaah meneteskan air mata.