REPUBLIKA.CO.ID,POLMAN - Korban kejahatan hipnotis di wilayah Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat, mulai meningkat pada beberapa hari menjelang Lebaran. Beberapa korban di antaranya telah melaporkan peristiwa yang dialaminya itu ke Polres Polman.
"Itu memang benar. Kejahatan dengan cara menghipnotis korban mulai marak. Hal tersebut berdasarkan laporan dari beberapa korban yang mengaku ditipu pelaku agar menuruti seluruh permintaan dengan memberi perhiasan yang digunakan maupun uang yang dibawa," kata Kapolres Polman, I Gusti Gurah RM, di Polman, Jumat (26/8).
Laporan yang berasal dari beberapa korban tersebut telah diproses penyidik dan akan segera ditindaklanjuti Polres Polman. Ini mengingat hal tersebut sangat meresahkan dan membuat warga khawatir setiap kali membawa uang dalam jumlah banyak atau saat menggunakan perhiasan emas.
Kejadian ini bukan hal baru. Namun, warga tetap harus waspada. Ini mengingat motif kejahatan dengan cara hipnotis sangat jarang ditemukan di Polman sehingga peluang terjadinya kejahatan tersebut sangat terbuka lebar.
"Kami belum mengetahui pelaku berasal dari mana,'' katanya. ''Namun, berdasarkan hasil analisa laporan para korban, kami sudah mendapatkan petujuk untuk membekuk para pelaku hipnotis tersebut agar tidak lagi membuat warga semakin resah.''
Pelaku kemungkinan besar berasal dari luar Polman. Penipuan ala hipnotis ini bisa mudah dilakukan sebab masih banyak warga yang belum mengetahuai cara menghindarkan diri dari kejahatan tersebut. ''Karena, hipnotis merupakan teknik komunikasi yang sangat persuasif. Selain itu, waspada terhadap orang yang menepuk pundak dari belakang dan hindari percakapan yang mungkin terjadi," imbau Kapolres.