Semoga Istri dan Anakku Bahagia di Ramadhan Kali ini

Red: Sadly Rachman

Ahad 21 Aug 2011 16:06 WIB

rodi

REPUBLIKA.CO.ID, Bekasi - Panas terik menyengat siang itu, Rodi, seorang pemulung asal Karawang, melintas ditepi jalan raya Cileungsi, Bekasi, Minggu (21/08). Walau sang surya saat itu menyengat tepat diatas kepala siang itu, Rodi tak perduli demi mencari nafkah untuk keluarga, menghidupi Istri dan sang anak yang berusia Dua Tahun, serta membantu orang tuanya.

Rodi berhenti tepat di depan sebuah rumah, dengan harapan mengais tong sampah, berharap mendapatkan sampah atau barang yang nantinya akan dibawa ketempat penimbangan daur ulang plastik dan lain-lain, yang tentunya dari hasil tersebut Rodi bisa mendapatkan upah. "Dalam sehari saya mendapatkan upah sekitar Rp. 40.000,- ", jawabnya saat ngobrol dengan Republika Online disela istirahatnya.

Rodi sudah memulai pekerjaan sebagai pemulung 12 tahun lamanya, saat itu Rodi berusia 10 tahun, membantu orang tua yang hidup susah, hidup dibawah kecukupan dan berusaha membiayai sekolahnya, walau akhirnya berhenti bersekolah hingga kelas VI SD, ungkapnya.

Kini Rodi telah berusia 22 tahun serta memiliki keluarga dan tetap menekuni pekerjaannya demi kelangsungan hidup, hal yang berat saat Ramadhan ialah menahan haus yang luar biasa, karena panas terik dan jauh berjalan, ungkapnya, namun itu bukan alasan, "semoga di bulan Ramadhan kali ini, penghasilan bisa bertambah dari biasanya, agar anak istri bisa saya belikan baju baru", jawab Rodi senyum, sambil membasuh keringat menetes yang membasahi wajahnya.