Pesan Perdamaian dari Bagi Takjil Pemuda Muhammadiyah

Rep: Rizky Surya/ Rizky Suryarandika / Red: Nashih Nashrullah

Rabu 29 May 2019 19:06 WIB

Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiya periode 2018-2022 Sunanto.  Foto: Republika/Prayogi Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiya periode 2018-2022 Sunanto.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pimpinan Pusat (PP) Pemuda Muhammadiyah menggelar aksi simpatik membagi takjil berbuka puasa pada Rabu, (29/5) di empat titik yaitu Monas, bundaran HI depan gedung Bawaslu, dan depan gedung KPU. Tujuan kegiatan ini menyampaikan pesan perdamaian untuk persatuan bangsa di tengah gejolak politik pasca-pemilu.

Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah, Sunanto, menyebut pemilihan keempat titik karena dianggap strategis. Sehingga takjil yang dibagikan akan tepat sampai ke masyarakat. 

Baca Juga

Kegiatan yang mengangkat tema "Pemuda Bergerak, Maju Bersama Membangun Bangsa" itu membagikan  takjil buka puasa adalah di Monumen Nasional (Monas), Bundaran Hotel Indonesia, Gedung Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) dan terakhir di depan Gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU). Secara keseluruhan ada sekitar 3000 nasi boks yang dibagikan..

Sunanto menyampaikan pembagian takjil sekaligus menyerukan pesan persatuan. Khususnya dalam menyikapi situasi pasca Pilpres. Dia menyayangkan aksi unjuk rasa berujung kerusuhan yang terjadi pada 21-22 Mei. "Ini bagian dari upaya kami bahwa cara kebencian harus dihapuskan, harus ditangani tanpa kekerasan," ujarnya kepada wartawan di Jakarta, Rabu (29/5).

Cak Nanto, begitu akrab disapa, didampingi Sekjend Pemuda Muhammadiyah, Dzulfikar Ahmad Tawalla, Bendahara Umum Zaedi Bashiturrozak, Ketua Hukum HAM dan Advokasi Razikin, Ketua Seni-Budaya, Olah Raga dan Pariwisata Rachmatulloh, Ketua Infrastruktur dan Perhubungan Sandro Andriawan, Sekretaris Kehutanan dan Lingkungan Hidup Ihsan Jauhari dan segenap unsur pimpinan Pemuda Muhammadiyah lainnya serta KOKAM. 

Dalam kesempatan itu, Cak Nanto menekankan aksi unjuk rasa damai mesti mendapat dukungan karena bagian dari berdemokrasi. Sedangkan bagi perusuh yang menyusup dalam aksi unjuk rasa mesti ditindak tegas.

"Bagi penyusup tindakan harus diambil. Perusuh kami kutuk keras. Itu menodai masyarakat yang sampaikan aspirasi," ucapnya.

Diketahui, dalam pembagian takjil itu, masyarakat tidak sungkan mengambil atau mendatangi pembagi takjil. Selain masyarakat umum, aparat kepolisian yang berjaga turut mendapat manfaat dari takjil yang diberikan.

Dalam pembagian takjil di Gedung Bawaslu sendiri, Cak Nanto dan Dzulfikar membagikan langsung takjil kepada polisi yang tengah bertugas di kantor yang terletak di depan tempat perbelanjaan Sarinah. Kedua pucuk pimpinan Pemuda Muhammadiyah itu membagikan takjil sambil menyapa satu-persatu petugas.