Tabligh Akbar dan Pawai tanpa Obor Sambut Ramadhan 1438 H

Rep: Maspril Aries/ Red: Andi Nur Aminah

Kamis 25 May 2017 20:24 WIB

Suasana Pawai Syiar Ramadhan di Palembang, Rabu (25/5) malam Foto: Maspril Aries/Republika Suasana Pawai Syiar Ramadhan di Palembang, Rabu (25/5) malam

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG --- Menyambut Ramadhan 1438 H, gabungan ormas Islam, ulama, habaib, pondok pesantren dan majelis taklim di Sumatra Selatan (Sumsel) menggelar tabligh akbar dan pawai, Rabu malam (24/5). Tabligh akbar berlangsung di plaza Benteng Kuto Besak (BKB) yang terletak di tepi sungai Musi.

Tabligh Akbar bertemakan "Melangkah Pasti dalam Merajut Ukhuwah Islamiyah, Menjaga NKRI dalam Ridha dan Bimbingan Illahi” menghadirkan penceramah Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi yang juga Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB).

Pada tabligh akbar dihadiri ribuan umat Islam juga hadir Wali Kota Palembang Harnojoyo tersebut, Muhammad Zainul Majdi dalam ceramahnya mengatakan, Kota Palembang akan kembali darussalam, yang artinya tempat keselamatan. Zainul Majdi juga menyampaikan, umat Islam akan menjadi elemen yang paling kuat dalam memertahankan Republik Indonesia.

“Kita semua tahu, dalam sejarah, para alim ulamalah yang sebagian besar berjuang demi kemerdekaan negara ini,” katanya.

Sementara itu Wali Kota Palembang Harnojoyo memberikan apresiasi kegiatan yang digelar para ulama dan ormas Islam di ibu kota Provinsi Sumsel tersebut dalam menyambut bulan Ramadhan 1438 H. “Ini ajang untuk mempererat tali silaturahim dan mempersatukan umat Islam di Palembang,” ujarnya.

Sebelum tabligh akbar, berlangsung pawai syiar Ramadhan yang awalnya akan dilaksanakan dalam bentuk pawai obor, urung terlaksana. Pawai tetap berlangsung tanpa membawa obor dengan rute dari halaman gedung DPRD Sumsel di jalan POM IX menuju plaza Benteng Kuto Besak tempat pelaksanaan tabligh akbar usai shalat Magrib.

Menurut ketua pelaksana pawai obor Ustaz Umar Said, kepolisian tidak mengizinkan pawai menggunakan obor karena dinilai membahayakan. “Setelah melakukan negosiasi kepolisian mengizinkan untuk membawa bendera saat pawai. Kami memaklumi ke khawatiran kepolisian karena untuk menjaga keamanan,” katanya.

Menurut Umar Said,  kegiatan pawai dilaksanakan untuk memeriahkan dalam menyambut bulan suci Ramadan serta untuk memberitahu kepada umat Islam dan para pemilik tempat hiburan bahwa bulan suci Ramadan sudah dekat maka diharapkan untuk menyiapkan diri bagi yang Muslim berhenti berbuat maksiat dan lain sebagainya. “Pemilik tempat hiburan kami harapkan untuk segera menutup tempat usahanya,” katanya.

Untuk mengamankan kegiatan menyambut Ramadhan tersebut menurut Kapolres Palembang Kombes Pol Wahyu Bintono Hari Bawono, dikerahkan 530 personil gabungan baik polisi dan TNI dari Polresta Palembang dan Polda Sumsel. “Kami melarang pawai menggunakan obor karena takut terjadi hal yang tidak diinginkan. Kami hanya mengizinkan untuk pawai dan membawa bendera,” ujarnya.