REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Kebutuhan yang pasti melonjak di hari raya Idul Fitri membuat masyarakat hanya memiliki sedikit pilihan untuk memenuhi kebutuhan, menjual barang berharga atau menggadaikannya. Cara kedua sepertinya menjadi alternatif favorit masyarakat yang ingin kebutuhannya terpenuhi tapi tidak kehilangan benda berharga kesayangannya.
Maka tak heran Kantor Pegadaian menjadi tujuan sebagaian masyarakat yang ingin mendapatkan dana cepat. Mereka kebanyakan menggadaikan perhiasan emas seperti kalung, gelang, hingga cincin. Selain untuk keperluan lebaran, tak sedikit masyarakat yang menggadaikan perhiasan emasnya untuk kebutuhan mudik.
Selain menggadaikan barang, banyak masyarakat yang mendatangi Kantor Pegadaian untuk menebus perhiasannya yang pernah digadaikan. Alasannya, mereka memakainya di hari raya Idul Fitri.
Keramaian tersebut tergambar di Kantor Pengadaian Cabang Depok, Jawa Barat, Senin (13/8). Pimpinan Cabang Pegadaian Cabang Depok, Is Sundari Kurnia Dewi membenarkan banyak nasabah yang mendatangi pegadaian untuk menebus perhiasan.
"Sudah menjadi tradisi, saat jelang lebaran banyak masyarakat yang menebus perhiasannya di pegadaian untuk dipakai saat lebaran. Ya perhiasan itu untuk pamer di kampung atau dipakai berlebaran," tuturnya saat acara berbuka puasa bersama jajarannya di kantor Pengadaian Cabang Depok, Jawa Barat, Senin (13/8).
Sundari mengungkapkan, saat awal Ramadhan biasanya banyak nasabah yang menggadaikan barangnya. Namun, saat mendekati lebaran banyak masyarakat yang menebus barang perhiasannya untuk digunakan saat hari raya Idul Fitri.
Selain itu, lanjutnya, banyak juga nasabah yang memperpanjang pinjaman gadai dan juga datang mengadaikan barangnya untuk keperluan lebaran.
Banyaknya transaksi membuat omset PT Pegadaian meningkat. Customer Service PT. Pegadaian Cabang Depok, Deasy Mintaria K.S, mengungkapkan omset Pegadaian selama bulan puasa atau dua pekan pada Agustus 2012 mencapai Rp 4,1 miliar. Sedangkan, di bulan Juli lalu omsetnya mencapai lima miliar rupiah, dan selama satu tahun omset PT Pegadaian menembus Rp 73 miliar.
Deasy mengungkapkan masyarakat yang menebus barang berasal dari kalangan menengah ke bawah sampai ke atas. Hal serupa juga terjadi untuk perpanjangan dan peminjaman ke pegadaian dari semua kalangan.
Menurutnya, pemandangan penebusan barang terjadi jelang lebaran. Namun, seusai lebaran banyak orang yang menggadaikan barangnya lagi.
"Kalau sekarang antara menggadaikan dan menebus itu fifty-fifty (50-50 persen). Jelang lebaran banyak yang menebus barang untuk pamer saat Hari Raya Idul Fitri. Namun, setelah hari raya banyak orang yang menggadaikan barang," ujarnya.
Salah satu nasabah pegadaian, Rosyitin mengaku menggadaikan cincin miliknya seberat dua gram untuk tambahan saat lebaran. Dirinya akan membayar secara mencicil seusai lebaran. "Saya gadai cincin milik saya. Ya hitung-hitung tambahan untuk lebaran. Nanti saya cicil bayarnya, kan batasnya empat bulan," pungkasnya.