Masyarakat Diminta Waspadai Peredaran Uang Palsu selama Ramadhan

Red: Didi Purwadi

Senin 30 Jul 2012 22:10 WIB

Uang palsu, ilustrasi Foto: Antara Uang palsu, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN -- Bank Indonesia cabang Banjarmasin, Kalimantan Selatan, meminta agar masyarakat mewaspadai adanya uang palsu yang mungkin lebih banyak beredar selama Ramadan dan menjelang Lebaran Idul Fitri 1433 hijriah.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Wilayah Kalimantan, Khairil Anwar, di Banjarmasin, Senin mengatakan, seiring dengan meningkatnya transaksi masyarakat terhadap penukaran uang, terutama transaksi tunai, Bank Indonesia mengharapkan agar masyarakat menjaga kewaspadaan dalam bertransaksi.

"Khususnya terhadap potensi kejahatan uang palsu yang sengaja diselipkan di antara uang yang diperjualbelikan oleh masyarakat," katanya.

Menurut Khairil, meskipun hingga saat ini tidak ditemukan adanya kasus temuan uang palsu dalam jumlah besar, bukan berarti Kalsel aman dari peredaran uang palsu.

"Silahkan masyarakat memanfaatkan layanan gratis pada perbankan dan Bank Indonesia. Masyarakat jangan sembarang menukar uang di pinggir jalan hanya demi kepraktisan," katanya.

Dengan menukarkan langsung ke bank, kata dia, masyarakat akan terhindar dari adanya kekurangan uang yang ditukar, risiko pemalsuan uang, terselipnya uang tidak layak edar, dan hal-hal tidak diinginkan lainnya.

Memudahkan masyarakat dalam menukarkan uang, tambah Khairil, Bank Indonesia telah menyiapkan loket penukaran uang pada Bank Indonesia atau kantor-kantor bank. "Antre sebentar tidak apa-apa, namun keaslian dan kelayakan uang lebih terjamin,'' kata Khairil Anwar.