REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Memasuki minggu kedua Ramadhan, penjualan pakaian di Pasar Grosir Cipulir mengalami penurunan dibanding periode yang sama tahun lalu. Dedet, salah seorang pedagang grosir di Pasar Cipulir, menyatakan ini karena berbarengan dengan musim anak masuk sekolah.
"Sekolah masuk, jadi yang belanja baju lebaran sedikit. Mereka lebih memilih membeli baju seragam anak-anak sekolah," ujar Dedet ketika ditemui Sabtu, (28/7).
Selain kebutuhan persiapan sekolah, persiapan biaya mudik juga mempengaruhi penjualan pakaian yang menyasar kalangan menengah kebawah itu. Para Bos-bos besar grosir yang biasanya mencapai omzet puluhan juta satu hari, kini hanya mendapat satu sampai lima juta. Itu pun dengan menjual pakaian secara eceran.
"Omzet yang kami dapatkan pada lebaran kali ini tidak meningkat, bahkan kami juga terpaksa menjual secara eceran, karena orang kurang berminat membeli grosiran saat ini. Pernah dalam beberapa hari karena sepi omzet dalam sehari hanya mencapai Rp 500.000," tambahnya.
Dedet yang asli dari sumatera bagian barat ini mengatakan, pembeli yang datang ke pasar grosir cipulir dari seluruh daerah di Indonesia.
"Paling banyak dari Kalimantan dan Sumatera. Keramaian di Pasar Cipulir biasanya terjadi pada pukul 9 pagi sampai 2 siang," tandasnya.