UGM Gelar Pemilihan Remaja Islam Teladan DIY

Rep: Yulianingsih/ Red: Heri Ruslan

Jumat 20 Jul 2012 14:58 WIB

Kampus UGM Yogyakarta/Ilustrasi Foto: Republika Kampus UGM Yogyakarta/Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Ajang Idol (pemilihan idola) yang sering tidak memperhatikan akhlak membuat keprihatinan tersendiri bagi sekelompok aktivis mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.

Adalah kelompok studi mahasiswa Cancer Chemoprevention Research Center (CCRC) Fakultas Farmasi UGM yang tergelitik untuk menggelar sebuah pemilihan idol baru di DIY.

CCRC memprakarsaii adanya pemilihan remaja Islam teladan di DIY. Ketua Panitia pemilihan Rahmi Khamsita mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk memilih remaja berprestasi dan berahlak mulia. "Ini memang baru pertama digelar di DIY," terangnya di UGM, Jumat (20/7).

Kegiatan tersebut kata dia, digelar untuk memadukan antara kecerdasan, kreativitas namun memiliki nilai keagamaan yang kuat.

Diakuinya, pemilihan idol yang dilakukan dewasa ini cenderung tidak konprehensif dan tidak mengindahkan nilai-nilai atau norma Islam itu sendiri.Padahal, remaja Islam sendiri juga banyak memiliki prestasi yang tidak kalah membanggakan, termasuk dalam pemahaman keislamannya.

Padahall kata dia, masa remaja sendiri sangat krusial sebagai tahap awal pembentukan moral menuju insan yang unggul dalam iman dan takwa.

UGM sendiri kata dia, menggandeng Masjid Jami' At Taqwa Minomartani untuk menggelar pemilihan remaja i-lam teladan kali ini. Dia mengatakan proses seleksi sudah dilakukan sejak Juni 2012 hingga 25 Juli mendatang, sedangkan grand final dilaksanakan 5 Agustus. Panitia menargetkan ada 100 peserta namun hingga kini baru 30 orang yang mendaftar.

Nantinya akan ada tujuh finalis yang akan dipilih dan memperebutkan hadiah total Rp 10 juta. Selain itu, juga akan diberi cara penulisan karya ilmiah dari mahasiswa berprestasi UGM maupun penulis lainnya.

"Kriteria penilaian terdiri dari dua hal yaitu karya ilmiah dan akhlak mulia," tandasnya.

Sementara itu. Edy Meiyanto yang menjadi anggota dewan juri mengatakan, penilaian ahlak dilihat dari dua hal yaitu pemahaman agama secara kognitif dan penguasaan Alquran, baik dari bacaan dan hafalannya. "Tim juri sudah menyusun modul agar bisa mengeksplorasi kriteria akhlak ini,"tandasnya.