Komunitas Sahabat Mata Gelar Tadarus dengan Mushaf Qur'an Braille

Rep: C19/ Red: Johar Arif

Kamis 04 Aug 2011 19:29 WIB

Penyandang tunanetra membaca Alquran braille. Foto: Antara Penyandang tunanetra membaca Alquran braille.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG - Memperbanyak amalan di bulan suci Ramadhan, komunitas Muslim penyandang tunanetra di Semarang, Sahabat Mata, menggelar kegiatan tadarus Alquran. Tadarus dengan menggunakan mushaf Alquran Braille oleh para penyandang tunanetra ini dipusatkan di Masjid Jami', Pedurungan, Kecamatan Pedurungan, Kota semarang.

Ketua Komunitas Sahabat Mata, Basuki, mengatakan tadarus Alquran Braille ini merupakan kegiatan rutin komunitas Sahabat Mata dalam mengisi sekaligus menyemarakkan bulan Ramadhan.

Menurutnya, kegiatan tadarus ini dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan dan kualitas para penyandang tunanetra yang telah 'melek' Al Quran. "Momentum Ramadhan merupakan saat yang tepat untuk meningkatkan kualitas diri dan memperbanyak amalan- amalan," ujarnya kepada Republika.co.id, Kamis (4/8).

Selain memperkuat kemampuan diri dalam memahami dan membaca Alquran, lanjutnya, kegiatan ini juga menjadi bagian dari ukhuwah sekaligus untuk memotifasi umat Islam lain untuk memperbaanyak amalan Ramadhan.

"Artinya di tengah keterbatasan kemampuan indera penglihatan, para penyandang tunanetra ini tetap dapat melaksanakan tadarus seperti halnya saudara muslim lain yang diberikan anugerah kesempurnaan fungsi indera penglihatannya," imbuh Basuki.

Selain tadarus Alquran, terangnya, untuk menyemarakkan Ramadhan kali ini juga dilaksanakan beragam kegiatan, mulai dari kegiatan internal komunitas hingga kegiatan di luar komunitas. Untuk harian sepanjang bulan Ramadhan ini, papar Basuki, setiap pukul 17.00 WIB dilaksanakan latihan publik speaking. Kegiatan ini dilaksanakan hingga jelang berbuka puasa.

Untuk agenda (13/8) mendatang, akan dilaksanakan sharing internet sehat bersama remaja di lingkungan Mijen, Kecamatan Mijen, Kota Semarang. Untuk tanggal 20 Agustus 2011, Sahabat Mata juga akan menggelar kegiatan 'Buku Bicara', untuk komunitas penyandang tunanetra di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah.

Buku bicara ini merupakan wahana ilmu yang didesain agar penyandang tunanetra tetap dapat mengakses buku-buku keilmuan. Melalui file audio output yang sudah diolah sedemikian rupa buku- buku ini dibacakan.

Sehingga akan memudahkan sahabat-sahabat tunanetra untuk mengaksesnya. "Baik buku- buku tentang ilmu pengetahuan umum hingga buku- buku dengan konten ilmu ke-Islaman," papar Basuki.