Wah Harga Tiket Bus Bantuan Lebih Mahal Dibanding Reguler

Red: Taufik Rachman

Sabtu 18 Aug 2012 17:00 WIB

Sejumlah petugas kepolisian dan Pasukan Brimob Polda Metro Jaya melintas depan bus antar kota antar provinsi saat pengamanan terminal di terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur, Selasa (23/8). Foto: Antara/M Agung Rajasa Sejumlah petugas kepolisian dan Pasukan Brimob Polda Metro Jaya melintas depan bus antar kota antar provinsi saat pengamanan terminal di terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur, Selasa (23/8).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Harga tiket bus bantuan yang mengangkut pemudik dari Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur lebih mahal karena bus tersebut merupakan armada berpendingin udara dan memiliki klasifikasi kelas eksekutif, kata petugas terminal.

"Bus bantuan lebih mahal karena bukan bus kelas ekonomi. Kami mempersilakan kepada pemudik untuk memilih bus reguler atau bus bantuan," kata Komandan Regu I Terminal kampung Rambutan, Sumarna, mewakili kepala terminal, Dwi Basuki, di Jakarta, Sabtu.

Bus bantuan itu, kata Sumarna, berpendingin udara dengan susunan kursi penumpang 3-2 atau 2-2. Karena itu wajar bila harga tiketnya lebih mahal dengan bus reguler dengan kelas ekonomi.

Kementerian Perhubungan memang hanya mengatur harga batas atas dan batas bawah bus kelas ekonomi yaitu Rp139 perkilometer perpenumpang dan Rp86 perkilometer per penumpang.

Sedangkan harga tiket kelas nonekonomi diserahkan kepada mekanisme pasar sesuai kesepakatan antara pemudik sebagai pengguna jasa dan perusahaan otobus (PO) sebagai operator.

"Karena itu bus bantuan tidak melanggar ketentuan bila mengenakan tarif yang lebih mahal," kata Sumarna.

Bus bantuan itu dikerahkan pengelola Terminal Kampung Rambutan setelah terjadi penumpukan penumpang di terminal itu pada H-2 Lebaran. Setelah bus bantuan dikerahkan, pemudik mulai sudah mulai terangkut sehingga penumpukan berkurang.

Menurut data angkutan Lebaran di Posko Mudik Terpadu Terminal Kampung Rambutan, puncak arus mudik terjadi pada 17 Agustus 2012 atau H-2 dengan jumlah pemudik 32.700 orang.

Hal itu di luar perkiraan pengelola Terminal Kampung Rambutan yang menduga puncak arus mudik akan terjadi pada H-3 dengan jumlah pemudik 27.317 orang. Tahun lalu, puncak arus mudik terjadi pada H-3 dengan jumlah pemudik 22.648 orang.

Pergeseran puncak arus mudik itu diduga karena adanya kebijakan PT KAI yang tidak lagi melayani tiket kereta api berdiri dan kemacetan di Tol Cikampek dan Cipularang yang mencapai 17 kilometer.