Di Solo, Arus Balik Lebaran Diprediksi Hingga H+10

Red: Siwi Tri Puji B

Kamis 08 Sep 2011 14:29 WIB

Terminal Bus Tirtonadi Solo, Jawa Tengah. Foto: bismania.com Terminal Bus Tirtonadi Solo, Jawa Tengah.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO - Dinas Perhubungan Kota Surakarta memperkirakan arus balik Lebaran di Solo masih akan berlangsung hingga H+10 karena pada H+4 arus mudik masih terus mengalir. "Arus mudik Lebaran dari Jakarta masih terlihat hingga H+4, bahkan pada H+1 hingga H+4 masih ada bus ekstra Lebaran yang datang ke Terminal Bus Tirtonadi Solo dari Jakarta, pada H+2 masih ada 21 bus ektra Lebaran datang," kata Kepala Dinas Perhubungan Kota Surakarta, Yosca Herman Sudrajat, di Solo, Kamis.

Dia mengatakan bus reguler hingga H+6 masih ada sekitar 2.800 armada yang datang dengan jumlah penumpang sekitar 35.000. Sementara bus yang berangkat tercatat sebanyak 2.600 armada dengan jumlah penumpang sebanyak sekitar 29.000, sehingga dimungkinkan hingga saat ini masih ada arus balik Lebaran dari Solo, bahkan hingga H+10 mendatang diperkirakan arus balik masih cukup tinggi.

Arus kendaraan yang melintas di Solo, lanjutnya, tahun ini diperkirakan mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun lalu. Selama arus Lebaran tahun 2010, tercatat sebanyak 5,5 juta kendaraan baik roda dua maupun empat melintas di kota ini, sedangkan tahun 2009 tercatat sebanyak 4,9 juta kendaraan melintas.

"Tahun ini hingga H+7 diperkirakan mengalami peningkatan. Pada H+4, terjadi puncak arus kendaraan yang melintas yakni mencapai 475.305 dan pada H+6 mulai turun menjadi 406.510 kendaraan yang melintas," katanya.

Arus Lebaran tahun ini berjalan lancar, karena tingkat kemacetan yang biasa terjadi saat arus Lebaran telah diantisipasi dengan pemasangan 160 Rambu Pendahulu Penunjuk Jalan (RPPJ). Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi kemacetan yang terjadi di tengah kota serta kecelakaan lalu lintas.

Kepala Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kota Surakarta, Sri Baskoro, mengatakan angka kecelakaan lalu lintas di wilayah Solo selama arus Lebaran turun dibandingkan tahun lalu. Tahun ini sebanyak 17 kecelakaan dengan satu korban tewas.

"Solo merupakan kota tujan mudik terbesar di Pulau Jawa, sehingga antisipasi kecelakaan telah dilakukan jauh hari. Tahun ini angka kecelakaan juga turun dibandingkan tahun lalu," katanya.

Dia mengatakan kecelakaan yang terjadi lebih disebabkan karena faktor kelelahan dari para pengemudi dan pengendara kendaran bermotor. Meskipun rest area telah disediakan di beberapa titik, tetapi sebagian pemudik tidak menggunakan tempat tersebut untuk beristirahat meskipun lelah.