‘Daripada Diamankan Satpol PP, Lebih Baik Mudik’

Rep: C23/ Red: Johar Arif

Ahad 28 Aug 2011 00:00 WIB

REPUBLIKA.CO.ID, Slamet Bajuri (48) resah. Sudah sedari dhuhur ia menunggu di posko pemberangkatan mudik bersama PW NU di sekitar jalan proklamasi, Sabtu (27/8). Ia mengetahui info mudik gratis khusus tujuan Tegal itu baru pagi tadi. Sesegera mungkin, ia mendatangi posko dan menanyakan apakah masih ada kursi tersisa untuknya menumpang sampai ke Tegal.

Petugas sempat memberinya harapan untuk  agar ayah 3 anak ini menunggu apakah masih memungkinkan untuk bisa naik. Membawa tas berisi baju secukupnya, ia berharap akan ada bangku kosong, setidaknya bangku cadangan, yang penting ia bisa pulang dari Jakarta ke Semarang.

Tujuan mudik Slamet bukanlah ke Tegal. Ia asli dari Semarang. Pikirnya, ia bisa menumpang sampai ke Tegal, kemudian bisa melanjutkan perjalanan sampai ke Semarang. “Lumayan, irit ongkos,” ungkapnya. Ia sudah merantau hampir 6 tahun, bekerja sebagai penjual kopi di sekitar pasar Senen. Semenjak puasa ini, menurutnya pengamanan di sekitar stasiun Senen sangat ketat. Ia dan teman-temannya sesama pedagang asongan sering ditertibkan oleh satpol PP agar tidak berjualan di sekitar stasiun Senen itu.

“Saya menegrti itu tugas mereka mengamankan stasiun, tapi kami juga ingin diberi kesempatan untuk mencari uang,” ungkapnya. Semenjak sering ada penertiban, ia tidak mau mengambil resiko. Jika sekiranya ia bisa “kucing-kucingan” untuk tetap berjualan, ia akan dekat berjualan disana. Jika situasi tidak memungkinkan untuk berjualan, dari pada diamankan oleh satpol PP, ia memilih untuk tidak berjualan.

Beberapa hari tak berjualan membuatnya tak memiliki penghasilan. Ia tak punya cukup uang untuk mudik. “Ada uang, tapi tak cukup samapai ke Semarang”, katanya. Sekitar jam 3, bis rombongan ke Tegal sudah mulai berdatangan. Satu per satu ia melihat bis. Ia merasa tak yakin masih ada tempat yang tersisa untuknya duduk di bus. “Mungkin saya pulang habis lebaran saja. Sepertinya bis sudah penuh”, desahnya lirih.

Tak jadi ke Semarang, ia memutuskan untuk kembali lagi ke sekitar stasiun Senen. “Semoga masih ada kesempatan untuk mmencari uang lagi,” ia berharap.

Tag :

Terpopuler