Rabu 20 Mar 2024 18:25 WIB

Kondisi Minim Awan dan Hujan Berlangsung Hingga Pertengahan April, Bagaimana Saat Mudik?

BRIN meyakini meski ada hujan di bulan April namun tidak seperti bulan Maret

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Kondisi minim awan dan hujan di wilayah Jawa seperti yang sedang berlangsung saat ini berpotensi terjadi hingga pertengahan April.
Foto: dok Pemprov Kalsel
Kondisi minim awan dan hujan di wilayah Jawa seperti yang sedang berlangsung saat ini berpotensi terjadi hingga pertengahan April.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Periset Iklim dan Atmosfer Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Erma Yulihastin mengatakan, kondisi minim awan dan hujan di wilayah Jawa seperti yang sedang berlangsung saat ini berpotensi terjadi hingga pertengahan April. Peningkatan curah hujan diprediksi baru akan terjadi pada pertengahan April, tapi tidak seekstrem yang terjadi pada Maret.

“Kemungkinan akan continue untuk wilayah Jawa ini sampai nanti pertengahan April, akan mulai ada kondisi yang meningkat lagi hujannya. Karena tadi, ada dua gelombang atmosfer yang aktif, yang pertama MGO (Madden Julian Oscillation) dan yang kedua Rossby,” jelas Erma kepada Republika, Rabu (20/3/2024).

Lebih rinci dia menerangkan, berdasarkan data yang berasal dari model global, ada indikasi fase kering mulai terjadi dari 19 Maret sampai paling lama hingga 25 Maret. Kondisi minim awan dan minim hujan akan terjadi hampir di seluruh wilayah Indonesia, kecuali wilayah tertentu seperti di sebagian Papua atau di TImur Indonesia.

“Kemudian kalau dilanjutkan pada tanggal 26 Maret sampai awal April, di situ mulai ada pembentukan gelombang atmosfer equatorial Rossby atau gelombang Rossby di Perairan Timur, yaitu di Laut Banda dan Maluku,” kata dia.

Menurut Erma, sekitar 26 Maret hingga awal April tersebut diprediksi akan terjadi interaksi antara gelombang equatorial Rossby dengan MGO di perairan Banda, Maluku. Fenomena tersebut, kata dia, akan menimbulkan peningkatan hujan disertai angin di sekitar Sulawesi dan sebagian Kalimantan.

Berikutnya, ketika masuk ke dasarian pertama April atau 10 hari pertama April akan kembali terjadi sedikit perubahan cuaca. Di mana, ada dinamika di Samudera Hindia kembali muncul berupa pembentukan vortex atau pusaran akibat aktivitas Rossby dan MGO yang tampak aktif di area tersebut.

“Dimulai dari sekitar tanggal 2 mungkin sampai tanggal 8 April kemungkinan akan ada kondisi hujan lagi meskipun sepertinya tidak terlalu masuk ke darat. Karena hanya akan terkonsentrasi di Samudera Hindia. Jadi yang basah mungkin akan banyak hujannya masih di laut,” terang dia.

Ketika masuk ke dasarian kedua April, yakni sekitar tanggal 10 hingga pertengahan April, diprediksi akan ada sedikit peningkatan curah hujan di wilayah Jawa. Menurut dia, kondisi peningkatan curah hujan yang akan terjadi pada periode tersebut sangat jauh berbeda dengan yang terjadi pada periode Maret.

“Maksudnya hujannya tidak seperti yang sudah kita alami pada bulan Maret kemarin. Karena ini cenderung hujannya biasa saja kondisinya. Hujan, tapi tidak ada unsur cuaca ekstrem yang meningkat pada masa itu,” kata Erma.

Pada periode tersebut akan berlangsung masa mudik Lebaran 2024. Erma mewanti-wanti, meski peningkatan curah hujan yang terjadi tidak ekstrem, masyarakat harus tetap waspada. Persiapan matang untuk menghadapi hujan harus tetap dilakukan ketika hendak pergi ke kampung halaman atau sebaliknya.

“Karena akan ada kondisi basah di dasarian kedua April, maka ini mungkin akan menjadi pertimbangan ketika kita melakukan mudik nanti tentunya harus memiliki persiapan-persiapan. Khususnya di Jawa karena ini terlihat di Jawa akan ada aktivitas awan dan hujan lagi ketika masuk di pertengahan April,” terang dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement