Kamis 20 Apr 2023 08:59 WIB

Ini 3 Hal yang Terjadi Saat Gerhana Matahari Hibrida

Ada tiga macam bayangan bulan yang terbentuk saat Gerhana Matahari Hibrida.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Natalia Endah Hapsari
Fenomena terjadinya Gerhana Matahari Hibrida terjadi Kamis (20/4/2023) dan bisa diamati dari Indonesia/ilustrasi.
Foto: ANTARA
Fenomena terjadinya Gerhana Matahari Hibrida terjadi Kamis (20/4/2023) dan bisa diamati dari Indonesia/ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Gerhana Matahari Hibrida (GMH) akan terjadi pada hari ini, Kamis (20/4), dan bisa diamati dari Indonesia. Ada tiga hal yang mungkin terjadi ketika GMH berlangsung.

Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gerhana matahari hibrida atau GMH terjadi ketika gerhana matahari total dan gerhana matahari cincin terjadi secara berurutan, dalam satu fenomena gerhana. Peristiwa GMH ini relatif cukup langka terjadi.

Baca Juga

Karena itu, saat puncak gerhana terjadi, di tempat tertentu matahari akan tampak seperti cincin. Bagian tengah matahari akan terlihat gelap sedangkan bagian pinggirnya terlihat terang. Namun di tempat lain, matahari bisa terlihat seakan tertutupi oleh bulan. "Terdapat tiga macam bayangan bulan yang terbentuk saat GMH, yaitu antumbra, penumbra, dan umbra," jelas BMKG melalui siaran pers.

Di wilayah yang terlewati antumbra, gerhana yang teramati berupa gerhana matahari cincin. Di wilayah yang terkena penumbra, gerhana yang teramati berupa gerhana matahari sebagian. Lalu di wilayah yang terlewati umbra, gerhana yang teramati berupa gerhana matahari total.

"Jadi pengamatan kedua gerhana (gerhana matahari total dan cincin) tidak dapat dilakukan secara bersamaan dan di lokasi yang sama," lanjut BMKG.

Menurut BMKG, ada tiga dampak yang mungkin terjadi ketika GMH berlangsung. Salah satunya adalah langit akan berubah menjadi gelap seperti malam hari. Dampak lainnya adalah suhu di sekitar akan turun dan suasana menjadi lebih sejuk.

Selain itu, GMH juga bisa berdampak pada gangguan kesehatan mata jika dilihat secara kasatmata. Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk tidak melihat proses gerhana secara langsung. "Radiasi matahari dapat merusak mata kita," ujar BMKG.

Masyarakat yang ingin melihat mata fenomena alam ini dianjurkan untuk memakai kacamata khusus yang menggunakan filter untuk melihat matahari. Alternatif lainnya, masyarakat bisa menyaksikan live streaming GMH melalui laman resmi BMKG yaitu gerhana.bmkg.go.id

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement