Rabu 12 Apr 2023 12:49 WIB

Sahur Bersama Para Aktivis Mahasiswa, Anas: Aktivis Dulu Pacarannya dengan Buku

Membaca dan menulis adalah dua hal yang sangat penting untuk dikuasai para aktivis.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Agus raharjo
 Rektor Unissula, Prof Gunarto,  mendampingi Anas Urbaningrum dalam acara sahur bersama dengan aktivis mahasiswa di kampus Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang, Jawa tengah, Rabu (12/4).
Foto: Dokumen
Rektor Unissula, Prof Gunarto, mendampingi Anas Urbaningrum dalam acara sahur bersama dengan aktivis mahasiswa di kampus Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang, Jawa tengah, Rabu (12/4).

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG—Mantan ketua umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum menghadiri sahur bersama aktivis mahasiswa di Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang, Rabu (12/4/2023). Anas menyemangati para aktivis mahasiswa untuk memerkuat kapasitas intelektual.

Selain untuk makan sahur bersama, Anas juga dimanfaatkan untuk bersilaturahim dengan aktivis mahasiswa di Kota Semarang, Jawa Tengah. Menurutnya, ada tiga tradisi penting untuk terus menghidupkan intelektual di kalangan aktivis mahasiswa, dimana yang pertama adalah terus menguatkan tradisi membaca.

Baca Juga

“Aktivis dahulu, pacarannya ya dengan buku,” katanya, Rabu (12/4/2023).

Menurut Anas, hal itu menggambarkan betapa para aktivis dulu sangat suka membaca, sehingga wawasannya sangat luas. “Tradisi membaca ini yang harus dimiliki oleh para generasi muda hari ini,” tuturnya.

Yang kedua adalah tradisi menulis. Untuk merawat intelektual jangan hanya menulis status di media sosial. Tetapi juga harus mengembangkan kemampuan menulis dengan isu-isu yang berkualitas seperti menulis opini atau menulis artikel lain yang mencerahkan.

Anas mengatakan, ada korelasi kuat antara menulis dan membaca untuk membuka cakrawala pengetahuan. Semakin banyak dan semakin berkualitas referensi bacaannya, maka akan semakin bagus isi tulisannya. “Maka, membaca dan menulis ini adalah dua hal yang sangat penting untuk dikuasai para aktivis mahasiswa,” ujarnya.

Sedangkan tradisi yang ketiga adalah tradisi debat. Kalau tradisi baca dan tulisnya bagus maka debatnya pun pasti juga akan semakin bermutu. “Kalau tradisi baca dan tulisnya jelek, maka debatnya pasti debat kusir atau bahkan lebih buruk dari debat kusir,” tegasnya.

Sementara itu, saat disinggung kehadirannya di kampus Unissula, Anas menegaskan hanya sekadar bersilaturahim. “Sebenarnya hanya singgah sebelum melanjutkan perjalanan dari Bandung menuju Blitar untuk bersilaturahim dengan ibu saya setelah bebas dari ‘pesantren kehidupan’. Namun sambutannya sangat luar biasa,” katanya.

Menurutnya, bisa sahur bersama dengan ratusan aktivis mahasiswa di Jawa Tengah sangat luar biasa. Apalagi juga ada bersama-sama dengan Rektor Unissula, Prof Gunarto dan Dekan Fakultas Hukum Unissula. Anas juga mengaku sudah lama mengenal Unissula dan banyak punya sahabat di kampus ini. Bahkan sudah sejak tahun 1990-an, saat kampus Unissula belum semaju sekarang.

“Alhamdulillah saat ini Unissula perkembangannya sangat pesat,” tambahnya.

Sementara Rektor Unissula, Prof Dr Gunarto SH MH mengatakan, Anas Urbaningrum sebagai tokoh besar Indonesia. “Sudah lama kita rindu untuk bertemu, rindu untuk bertukar ide, pemikiran dan gagasan serta untuk menyemangati para generasi muda dalam memajukan bangsa dan negara Indonesia," tutur dia.

“Ini tak lain supaya Indonesia menjadi bangsa besar yang adil dan sejahtera serta dirahmati Allah SWT,” ujar Rektor Unissula.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement