Ahad 09 Apr 2023 19:52 WIB

Baru 23 Persen, BI Perkuat Literasi Ekonomi Syariah

Wapres menargetkan indeks literasi ekonomi syariah mencapai 50 persen pada 2025.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Ahmad Fikri Noor
Deputi Direktur Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia, M Irfan Sukarna saat sesi talkshow Republika Ramadhan Festival di Masjid Istiqlal, Jakarta, Ahad (9/4/2023). Talkshow tersebut mengangkat tema Halal Entrepreneurship, Concept, and Opportunities yang membahas tentang kondisi industri halal di Indonesia dan langkah BPJPH dalam menjangkau masyarakat untuk memahami sertifikasi halal.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Deputi Direktur Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia, M Irfan Sukarna saat sesi talkshow Republika Ramadhan Festival di Masjid Istiqlal, Jakarta, Ahad (9/4/2023). Talkshow tersebut mengangkat tema Halal Entrepreneurship, Concept, and Opportunities yang membahas tentang kondisi industri halal di Indonesia dan langkah BPJPH dalam menjangkau masyarakat untuk memahami sertifikasi halal.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Deputi Direktur Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia (BI), M Irfan Sukarna mengatakan, Indonesia akan terus memperkuat pembangunan ekonomi syariah untuk menjadi pemain utama bahkan ke level global. Survei Bank Indonesia pada 2022 menyebutkan, indeks literasi ekonomi syariah nasional baru mencapai 23,3 persen.

"Artinya, dari 100 Muslim, baru 23 persen yang paham dengan ekonomi syariah. Oleh karena itu, Wakil Presiden Ma'ruf Amin menargetkan angka indeks literasi ekonomi syariah mencapai 50 persen untuk dua tahun ke depan," ujar Irfan dalam talkshow Halal Entrepreneurship, Concept, and Opportunities Republika Ramadhan Festival, Ahad (9/4/2023).

Baca Juga

Sehingga, diperlukan kerja keras untuk meningkatkan literasi masyarakat, baik melalui edukasi akademik, sosialisasi, dan kolaborasi multipihak. Hal itu dibarengi dengan pemanfaatan teknologi digital guna mencapai target tersebut.

Guna mendorong akselerasi pengembangan ekonomi syariah di tengah tantangan ketidakpastian global, Bank Indonesia juga menggelar kegiatan Festival Ekonomi Syariah (Fesyar) Kawasan Timur Indonesia (KTI) pada Mei 2023. Kemudian, pada Juli 2023 juga akan ada Fesyar di Sumatra dengan pusatnya dilakukan di Medan, Sumatra Utara.

"Pada September akan digelar juga di Surabaya, Jawa Timur dan puncaknya bulan Oktober akan digelar ISEF (Indonesia Sharia Economic Festival ) yang ke-10 di Jakarta," ujarnya.

Rangkaian kegiatannya terdiri atas forum ekonomi syariah dan pameran untuk mendukung peningkatan kapasitas dan kapabilitas UMKM syariah melalui showcasing, business matching, dan coaching. Ia berharap, dengan serangkaian acara yang digelar tersebut akan meningkatkan literasi pemahaman ekonomi syariah dan semakin banyak orang paham terhadap pentingnya ekonomi syariah.

"Harapannya, orang semakin aware dan mengggunakan produk jasa halal. Sehingga, banyak yang pakai dan naik juga penggunaan produk maupun jasa halal," ungkapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement