Selasa 28 Mar 2023 15:31 WIB

Bau Keringat Orang Lain Bisa 'Tenangkan' Si Pemilik Gangguan Kecemasan

Peserta yang telah terpapar sampel bau keringat merespons terapi dengan lebih baik.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Qommarria Rostanti
Pria berkeringat (ilustrasi). Berdasarkan studi terbaru, orang-orang yang menderita kecemasan sosial (social anxiety) mendapatkan manfaat dari terapi yang dikombinasikan dengan paparan bau dari keringat orang lain.
Foto: www.freepik.com
Pria berkeringat (ilustrasi). Berdasarkan studi terbaru, orang-orang yang menderita kecemasan sosial (social anxiety) mendapatkan manfaat dari terapi yang dikombinasikan dengan paparan bau dari keringat orang lain.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah studi terbaru mengungkapkan, orang-orang yang menderita kecemasan sosial (social anxiety) mendapatkan manfaat dari terapi yang dikombinasikan dengan paparan bau dari keringat orang lain. Menurut penulis utama Elisa Vigna dari Karolinska Institute, Swedia, pikiran seseorang menyebabkan produksi molekul atau sinyal kemo dalam keringat yang mengomunikasikan keadaan emosional dan menghasilkan respons yang sesuai pada orang lain.

“Hasil studi pendahuluan kami menunjukkan, menggabungkan sinyal kemo dengan terapi mindfulness tampaknya menghasilkan hasil yang lebih baik dalam mengobati kecemasan sosial daripada hasil dari terapi mindfulness saja,” kata Vigna dikutip The Guardian, Selasa (28/3/2023).

Baca Juga

Studi yang dipresentasikan pekan ini di kongres psikiatri Eropa di Paris melibatkan pengumpulan keringat dari para sukarelawan. Sampel dikumpulkan dari orang-orang yang menonton klip dari film yang dipilih untuk menimbulkan keadaan emosi tertentu seperti ketakutan atau kebahagiaan. Di antara film yang ditayangkan adalah Mr Bean's Holiday, Sister Act, dan film horor seperti The Grudge.

Setelah keringat dikumpulkan, peneliti merekrut 48 wanita yang semuanya menderita kecemasan sosial dan membaginya menjadi tiga kelompok terdiri atas 16 orang. Selama dua hari, mereka menjalani terapi mindfulness untuk kecemasan sosial. Pada saat yang sama, setiap kelompok terpapar sampel bau keringat.

 

Studi tersebut menemukan wanita yang telah terpapar sampel bau merespons terapi dengan lebih baik. Pasien yang menjalani satu sesi perawatan terapi mindfulness bersamaan dengan terpapar bau tubuh manusia menunjukkan penurunan skor kecemasan sekitar 39 persen.

Sementara itu, mereka yang menjalani satu sesi pengobatan hanya terapi mendapat penurunan skor kecemasan lebih kecil, 17 persen. Vigna mengaku terkejut dengan hasil yang didapat.

“Mungkin ada sesuatu tentang sinyal kemo manusia dalam keringat secara umum yang memengaruhi respons terhadap pengobatan. Mungkin hanya terpapar pada kehadiran orang lain, kami perlu memastikan ini lebih lanjut,” ujarnya.

National Health Services (NHS) di Inggris menggambarkan kecemasan sosial sebagai ketakutan jangka panjang dan luar biasa terhadap situasi sosial. Perawatan saat ini termasuk terapi perilaku kognitif (CBT) dengan terapis dan obat antidepresan. Penelitian sebelumnya menunjukkan sekitar 12,1 persen orang dewasa di Amerika Serikat (AS) mengalami gangguan kecemasan sosial.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement