Sabtu 25 Mar 2023 13:38 WIB

Air Garam Bisa Atasi Gatal di Vagina? Jangan Gegabah, Pahami Dulu Penjelasan Dokter

Sekitar 75 dari 100 wanita mengalami infeksi jamur vagina setidaknya 1x dalam hidup.

Rep: Santi Sopia/ Red: Qommarria Rostanti
Vagina mengalami gatal (ilustrasi). Sebagian perempuan percaya air garam mampu mengatasi rasa gatal di vagina.
Foto: www.freepik.com
Vagina mengalami gatal (ilustrasi). Sebagian perempuan percaya air garam mampu mengatasi rasa gatal di vagina.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Air garam diyakini memiliki banyak manfaat. Bahkan ada yang menggunakannya untuk membersihkan luka. Namun apakah air garam juga bisa digunakan untuk mengobati infeksi atau bahkan pengencangan vagina?

Saat merasa gatal atau sensasi terbakar di bagian vagina, sebenarnya seseorang perlu segera memeriksakan diri. Hal itu dikhawatirkan bisa menjadi infeksi jamur vagina, yang kebanyakan terlihat pada wanita dalam tahap usia reproduksi.

Baca Juga

Menurut Institute for Quality and Efficiency in Health Care, infeksi jamur vagina cukup umum terjadi. Sebanyak 75 dari 100 wanita mengalaminya setidaknya sekali dalam hidup mereka. Seorang ginekolog bisa saja menyarankan hal yang harus dilakukan jika mengalami infeksi vagina. Namun terkadang pengobatan rumahan dianggap menarik bagi banyak orang.

Air garam, misalnya, kerap dipercaya untuk mengatasi infeksi vagina atau bahkan pengencangan kembali alat reproduksi tersebut. Tetapi apakah itu benar?

Dr Chetna Jain, Direktur Departemen Obstetri dan Ginekologi, Cloudnine Group Hospital, Sektor 14, Gurugram, mengatakan jika seorang wanita memiliki lebih empat periode infeksi saja dalam setahun, itu bisa disebut sebagai infeksi vagina berulang. Adapun beberapa organisme yang paling umum dalam infeksi vagina adalah ragi dan bakteri.

Air garam untuk mengobati infeksi vagina

Air garam hangat bisa saja memberikan efek menenangkan pada vulva dan bagian luar vagina. Tetapi Dr Jain mengatakan, itu hanya bisa mengurangi rasa gatal dan ketidaknyamanan untuk sementara.

Cara tersebut tidak memiliki efek jangka panjang. Secara tradisional, garam epsom, yaitu magnesium sulfat, biasa digunakan untuk mengobati infeksi vagina. Ahli mengatakan air hangat dengan garam umumnya akan meningkatkan suplai darah ke area vagina.

Air garam bisa mengurangi infeksi vagina sebagai bagian dari proses penyembuhan alami. “Tetapi menggunakan garam secara langsung tidak mungkin menyembuhkan infeksi vagina,” kata Jain dikutip dari laman Healthshots, Sabtu (25/3/2023).

Garam dan air panas untuk vagina: bisa atau tidak?

Pakar mengatakan, suhu di atas 37 derajat Celsius dapat menyebabkan perih dan luka bakar. Apalagi jika menambahkan garam ke dalamnya, hanya akan memperburuk kondisi. Dianjurkan untuk tidak menggunakan air panas dengan garam di bagian vital tersebut. Jadi, sebaiknya jangan mandi dengan air garam panas atau menggunakamnya untuk pengobatan infeksi vagina.

Air garam untuk pengencangan vagina

Penerapan garam secara langsung bisa menyebabkan luka bakar di vagina. Itu dapat mengubah atau menghilangkan bakteri sehat dari vagina, kemudian meningkatkan kemungkinan terkena infeksi vagina. Jadi, usahakan untuk tidak menggunakan garam untuk pengencangan vagina karena cara ini berarti mitos. Anda bisa mencari cara lain seperti berolahraga.

Pengobatan rumahan untuk infeksi vagina

Dr Jain mengatakan, kondisi ini makin terlihat umum dikarenakan perubahan gaya hidup seperti mengenakan pakaian sintetis yang ketat, berganti pasangan dalam hubungan seksual dan penggunaan sabun serta barang-barang beraroma pada bagian pribadi.

Beberapa bahan pengobatan rumahan yang dapat dicoba antara lain yakni cuka sari apel encer, minyak kelapa lokal dengan atau tanpa minyak pohon teh, garlic paste, probiotik seperti curd. Meskipun pengobatan rumahan dapat membantu mengurangi gejala, penting untuk berkonsultasi dengan dokter kandungan untuk pemeriksaan dan perawatan yang tepat.

Pengobatan rumahan mungkin memberikan bantuan sementara, tetapi dalam jangka panjang bukan hal terbaik untuk dilakukan. Lagi pula, pengobatan sendiri adalah sesuatu yang tidak direkomendasikan oleh dokter. Ini dapat menyebabkan infeksi dan luka bakar, dan juga menghilangkan bakteri sehat dari vagina.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement