Selasa 07 Mar 2023 13:04 WIB

Segera Cair, BRI Alokasikan KUR Rp 12 Triliun pada Maret 2023

BRI mendapatkan alokasi penyaluran KUR sebesar Rp 270 triliun.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Lida Puspaningtyas
BRI  tengah fokus untuk menjaga keberlanjutan usaha para pelaku UMKM. Atas dasar tersebut, BRI terus menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk menjaga roda perekonomian terus berputar.
Foto: BRI
BRI tengah fokus untuk menjaga keberlanjutan usaha para pelaku UMKM. Atas dasar tersebut, BRI terus menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk menjaga roda perekonomian terus berputar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI mulai menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) 2023 pada 6 Maret mendatang. Dari alokasi KUR oleh pemerintah sebesar Rp 450 triliun pada tahun ini, BRI mendapatkan alokasi penyaluran KUR sebesar Rp 270 triliun.

"Untuk tahap awal pencairan KUR 2023 pada bulan Maret 2023 ini telah dialokasikan KUR sebesar Rp 12 triliun," kata Direktur Bisnis Mikro BRI Supari melalui siaran pers, Selasa (7/3/2023).

Baca Juga

Sebagai informasi, sepanjang tahun 2022 lalu BRI berhasil menyalurkan KUR Rp 252,38 triliun kepada 6,5 juta debitur dengan mayoritas disalurkan kepada sektor produksi. BRI juga berhasil menjaga kualitas KUR yang disalurkan, tercermin dari NPL KUR BRI pada akhir Desember 2022 sebesar 0,83 persen.

Supari menambahkan digitalisasi memberikan dampak positif terhadap penyaluran KUR BRI. Melalui BRISPOT, peeseroan dapat meningkatkan produktivitas 27 ribu mantri BRI. Berkat keberadaan BRISPOT, BRI saat ini mampu mencairkan KUR sebesar Rp 1 triliun per hari.

Tidak hanya fokus dalam penyaluran, BRI juga telah menyiapkan strategi untuk menjaga kualitas kredit KUR yang disalurkan. Diantaranya melalui optimalisasi success rate restruk, monitoring secara berkala penyaluran KUR, serta menggunakan data analytic untuk memperkuat proses credit underwriting.

BRI berkomitmen akan terus berperan aktif membantu pemerintah dalam meningkatkan kapasitas dan kapabilitas usaha mikro Indonesia melalui financial literacy, social economic empowerment, digital penetration, dan penyaluran program-program Pemerintah.

"Hal tersebut tak lain untuk mendorong momentum pertumbuhan perekonomian grass root serta untuk mendukung penyediaan lapangan pekerjaan bagi masyarakat Indonesia," ujar Supari.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement