Selasa 07 Feb 2023 06:57 WIB

Akses Keluar Konser Dewa 19 Kacau, Armand Maulana: Bukan Hanya Salah JIS

Menurut Armand Maulana, akses keluar yang karut marut merupakan masalah kompleks.

Rep: Antara/ Red: Qommarria Rostanti
Vokalis grup band Gigi, Armand Maulana, menyebutkan, kekacauan akses keluar setelah konser Dewa 19 bubar pada Sabtu (4/2/2023) di Jakarta International Stadium (JIS) adalah masalah yang kompleks. (ilustrasi)
Foto: ANTARA/Abriawan Abhe
Vokalis grup band Gigi, Armand Maulana, menyebutkan, kekacauan akses keluar setelah konser Dewa 19 bubar pada Sabtu (4/2/2023) di Jakarta International Stadium (JIS) adalah masalah yang kompleks. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Vokalis grup band Gigi, Armand Maulana, menyebutkan, kekacauan akses keluar setelah konser Dewa 19 bubar pada Sabtu (4/2/2023) di Jakarta International Stadium (JIS) adalah masalah yang kompleks. Dia tidak menyudutkan Jakarta International Stadium (JIS) atas masalah tersebut.

"Bukan hanya salah JIS kalau menurut gue, tapi juga kesalahan infrastruktur dan regulasi secara keseluruhan. Jadi, kompleks," kata Armand di Jakarta, Senin (6/2/2023).

Baca Juga

Sebelumnya, konser grup band legendaris bertajuk "Pesta Rakyat 30 Tahun Berkarya Dewa 19" dengan puluhan ribu penonton atau di atas 70 ribu penonton itu sukses digelar di stadion terbesar di Asia tenggara, JIS. Namun, sempat terjadi kekacauan arus lalu lintas usai bubaran konser karena ribuan orang terjebak di area JIS dalam hitungan jam setelah motor, mobil, shuttle bus, hingga pejalan kaki yang beradu menjadi satu di jalanan yang sempit.

Pria berdarah Sunda dan Banten ini mengatakan, lokasi JIS yang berada di kawasan permukiman penduduk dengan akses jalan yang sempit bukan menjadi persoalan, melainkan integrasi transportasi umum dan dukungan pemerintah daerah juga diperlukan.

 

Suami aktris Dewi Gita itu mencontohkan, beberapa stadion serupa di luar negeri, seperti Emirates Stadium milik klub sepak bola Arsenal dan Stamford Bridge milik klub sepak bola Chelsea yang juga berlokasi di kawasan permukiman. Armand menyebut, kedua stadion berkapasitas hingga 60 ribu penonton itu meski di jalanan sempit mampu mengurai penonton karena terintegrasi dengan banyak pintu transportasi publik.

"Dan peraturan di sana, ketika ada suatu pertunjukan besar, MRT akan digratiskan supaya orang memilih untuk menggunakan transportasi umum," ujarnya.

"Yang seperti ini tidak bisa langsung menyalahkan satu pihak saja," ujar Armand.

Dia berharap ke depannya, seluruh penyelenggara perhelatan besar terutama konser musik untuk mampu berpikir jauh lebih kreatif dalam menangani aliran keluar dan masuk penonton. "Kalau misalnya tempat itu tidak mudah diakses, ya dia harus bikin, gimana caranya bisa diakses dengan baik, mau di kawasan perumahan atau apa pun," kata Armand menjelaskan.

Meski begitu, Armand mengapresiasi Dewa 19, kawan sejawatnya di industri musik itu yang telah berhasil menggelar konser akbar dengan puluhan ribu penonton yang hadir. "Bagus banget, wajar Dewa 19 band angkatan 1990-an yang masih eksis mengumpulkan penonton hingga puluhan ribu, dan Dewa memang band yang berhasil menjual album jutaan keping," katanya.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement