Ahad 14 Aug 2022 09:35 WIB

Jangan Percaya Informasi Bombastis

Dengan kecakapan digital, masyarakat bisa mengatisipasi penipuan dengan memverifikasi semua informasi yang diterima melalui mesin pencari Google.

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
Pengguna aplikasi WhatsApp di Jakarta. (Agus Aryanto)
Pengguna aplikasi WhatsApp di Jakarta. (Agus Aryanto)

Penipuan di dunia digital tidak hanya semakin canggih. Sekarang pelaku lebih dulu mencari dan mengumpulkan data pribadi untuk meyakinkan korban. Karena itu, individu cakap digital harus memahami pentingnya keamanan digital.

Phissing merupakan jenis serangan yang punya sasaran untuk memperoleh informasi penting dan sensitif dari korban, seperti username, password, Personal Identification Number (PIN), dan lain sebagainya. Sebelumnya, aksi ini banyak dilakukan melalui email. Sekarang bergeser lewat Short Message Service (SMS). Modus menang lomba menjadi yang paling digunakan.

Baca Juga: Beretika di Ruang Digital Jadi Keharusan, Kominfo Edukasi 50 Juta Masyarakat hingga 2024

"Setiap hari kita mendapat pesan singkat phissing. Yang harus dipastikan, kita ingat lagi apakah pernah mengikuti lomba atau undian. Kalau tidak pernah dan dibilang menang, itu pasti ada sesuatu yang aneh. Informasi yang bombastis tidak bisa dipercaya," kata CEO Satmaka Raharja, M Ilham Faris MM., MH saat webinar Makin Cakap Digital 2022 untuk kelompok masyarakat di wilayah Kabupaten Kediri, Jawa Timur, pada Rabu (10/8/2022).

Pengguna internet di Indonesia pada tahun 2021 mengalami peningkatan, We Are Social mencatat kini pengguna internet di Indonesia mencapai 202,6 juta pengguna, di mana sebanyak 170 juta penggunanya menggunakan media sosial. Dapat dikatakan pengguna internet mencapai 61.8% dari total populasi Indonesia.

Menurut Survei Literasi Digital di Indonesia pada tahun 2021, Indeks atau skor Literasi Digital di Indonesia berada pada angka 3,49 dari skala 1-5. Skor tersebut menunjukkan bahwa tingkat literasi digital di Indonesia masih berada dalam kategori Sedang.

Dengan kecakapan digital, Ilham melanjutkan, masyarakat bisa mengatisipasi penipuan dengan memverifikasi melalui mesin pencari Google. Cari tahu apakah nomor pengirim dapat dipercaya. Selain itu, invidiu cakap digital mampu membedakan website banar atau bohong. 

"Inilah pentingnya kita paham website yang tampilannya sama, yang harus dilihat adalah domainnya," kata Ilham.

Sebagai respons untuk menanggapi perkembangan TIK ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi melakukan kolaborasi dan mencanangkan program Indonesia Makin Cakap Digital. Program ini didasarkan pada empat pilar utama literasi digital yakni Kemampuan Digital, Etika Digital, Budaya Digital, dan Keamanan Digital. Melalui program ini, 50 juta masyarakat ditargetkan akan mendapat literasi digital pada tahun 2024.

Baca Juga: Ini Ciri Netizen yang Sudah Cakap Digital

Webinar #MakinCakapDigital 2022 untuk kelompok masyarakat di wilayah Kabupaten Kediri, Jawa Timur merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siber Kreasi. Kali ini hadir pembicara-pembicara yang ahli di bidangnya untuk berbagi terkait budaya digital antara lain Komite Media Sosial Mafindo, Silma Agbas. Kemudian CEO Satmaka Raharja, M Ilham Faris MM., MH, serta Bendahara Umum PMII Jatim, Andri Hadi Prasetia Utama S.E.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai program Makin Cakap Digital 2022 hubungi info.literasidigital.id dan cari tahu lewat akun media sosial Siberkreasi, bisa klik ke Instagram @siberkreasi dan @literasidigitalkominfo.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement