Jumat 17 Jun 2022 03:26 WIB

Riset Sebut Ada 623 Juta Serangan Ransomware pada 2021

Angka serangan ransomware naik 105 persen dari tahun sebelumnya

Rep: MGROL136/ Red: Dwi Murdaningsih
Ransomware
Foto: Freepik
Ransomware

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam SonicWall Cyber ​​Threat Report 2022, SonicWall, intelijen keamanan siber menyatakan bahwa pada tahun 2021 ada lebih dari 623 juta serangan ransomware di seluruh dunia. Angka ini naik 105 persen dari tahun sebelumnya 

Dilansir dari Slashgear, menurut penelitian, semua jenis serangan siber sedang meningkat. Misalnya seperti crypto jacking yang mencapai rekor tertinggi sepanjang masa dengan 97,1 juta insiden. Sementara ransomware naik 98 persen di Amerika Serikat dan 227 persen di Inggris.

Baca Juga

Ada berbagai alasan mengapa serangan siber meningkat sejak 2020. Pandemi global mempercepat perubahan digital, dengan orang-orang di seluruh dunia online untuk tinggal dan bekerja. 

Phishing, ransomware, serangan tanpa klik, dan penipuan terkait kesehatan atau COVID adalah tren peretasan yang populer di era modern. Aksi ini mempengaruhi bisnis kecil dan besar.

Bagaimana melindungi data Anda dari peretas?

 

Sebagian besar serangan cyber criminal dapat dihindari hanya dengan menganggap serius peretas dan percaya bahwa itu juga bisa terjadi pada Anda. Menurut Info Security Magazine, menggunakan kata sandi yang kuat dan mengaktifkan autentikasi dua faktor (2FA) dapat menghindari 90 persen serangan.

Tindakan pencegahan dasar lainnya, seperti memasang antivirus yang andal dan memperbarui gadget Anda, ini dipercaya dapat membantu mencegah serangan. 

Meminta kata sandi atau informasi pribadi korban adalah salah satu taktik paling sukses yang digunakan peretas untuk menargetkan mereka. Korban dapat dihubungi melalui email, SMS, Instagram, situs penipuan, atau bahkan panggilan telepon. 

Untuk menipu korban agar menyerahkan data, penjahat dunia maya sering kali menyamar sebagai agen atau perwakilan perusahaan. 

Banyak konsumen merasa bahwa ponsel cerdas tidak menjadi sasaran peretas, tetapi tidak demikian. Menurut perusahaan keamanan siber Zimperium, penjahat siber menyerang lebih dari 10 juta perangkat seluler di 214 negara pada tahun 2021.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement