Selasa 28 Jun 2022 04:21 WIB

Kisah Istri Terakhir Nabi Muhammad: Keutamaan Ummul Mukminin Sayyidah Maimunah

Nabi Muhammad SAW wafat tiga tahun setelah mereka menikah.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Ani Nursalikah
Kisah Istri Terakhir Nabi Muhammad: Keutamaan Ummul Mukminin Sayyidah Maimunah
Foto: EPA-EFE/FRANCK ROBICHON
Kisah Istri Terakhir Nabi Muhammad: Keutamaan Ummul Mukminin Sayyidah Maimunah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kisah kehidupan Nabi beserta istri dan para sahabatnya merupakan teladan yang penting dipelajari bagi umat Muslim. Setiap perkataan dan perbuatannya patut dicontoh agar bisa meniru kebaikan generasi terbaik tersebut.

Salah seorang yang patut dicontoh dan dijadikan pelajaran kehidupannya adalah ummul mukminin, Maimunah RA. Seperti dikutip dari About Islam, sosok sayyidah Maimunah memiliki sifat-sifat utama dan menjadi teladan terutama bagi para Muslimah. 

Baca Juga

Awal pernikahan dengan Rasulullah SAW

Sayyidah Maimunah dinikahi Nabi SAW setelah suami sebelumnya meninggal. Setelah itu, Maimunah menyatakan kecintaannya kepada Rasulullah dan dengan sukarela dia menyerahkan dirinya kepada Rasulullah untuk dinikahi. Menurut riwayat, dia adalah perempuan terakhir yang dinikahi Nabi SAW. 

Sikap tawakal

Suatu hari, dalam sebuah riwayat, sayyidah Maimunah berniat akan mengambil pinjaman.  Suatu ketika dia meminjam uang dalam jumlah yang sangat besar dan seseorang bertanya kepadanya, "Bagaimana Anda akan mengembalikannya?" Dia berkata bahwa Nabi SAW telah berkata, 'Jika seseorang memiliki niat mengembalikannya, Allah SWT sendiri yang melunasi utangnya.' 

Kisah ini menggambarkan tekad Maimunah RA, bahwa ia tahu menginginkan kebaikan dalam hidup ini dan selanjutnya dan dia percaya kepada Allah SWT akan menyediakannya. Jadi, dia mengejar apa yang dia pikir terbaik untuknya di dunia dan akhirat (kehidupan ini dan akhirat).

Kesetiaan Maimunah 

Sayyidah Aisyah RA berkata tentang sayyidah Maimunah, “Di antara kami, dia paling takut kepada Allah dan paling banyak menjaga hubungan kekerabatan.” 

Aisha (RA) juga meriwayatkan “Maimunah (RA) adalah yang paling berbudi luhur dan bertakwa dan paling perhatian dalam memperlakukan kerabatnya dengan baik. Dia biasa sholat di Masjid Nabawi karena dia telah mendengar bahwa 'doa yang dilakukan di Masjid itu seribu kali lebih baik daripada Masjid lain kecuali "Haram" Suci di Makkah yang setara dengan satu juta sholat."

Aisha RA dua kali menceritakan Maimunah RA sebagai anggota suku Quraisy yang pindah ke Madinah tetap memperhatikan keluarganya, bahkan ikatan keluarga di Makkah.

Keramahan Maimunah

Setelah menikah dengan Nabi SAW, Maimunah RA diberi sebuah rumah yang berdekatan dengan Masjid Nabawi di Madinah. Semua ibu dari orang-orang beriman menyambutnya dan sangat baik terhadap Maimunah. Cinta dan kebaikan ini juga diberikan olehnya kepada orang lain.  

Tidak banyak yang diriwayatkan tentang Maimunah. Mungkin ini karena Nabi SAW meninggal tiga tahun setelah mereka menikah. Dia praktis masih pengantin baru ketika dia menjanda untuk kedua kalinya.

Dia hidup sampai usia 80-an, tetapi sedikit yang diriwayatkan tentang dia di luar pernikahannya dengan Nabi SAW. Tapi apa yang kita ketahui tentang dia melalui hidupnya sebagai pendamping dan istri Utusan Tuhan memberi tahu kita dia adalah contoh kesetiaan, keramahan, dan tekad.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement