Senin 23 May 2022 07:28 WIB

Spanyol Laporkan 31 Kasus Cacar Monyet

Wilayah ibu kota Madrid telah menjadi pusat penularan cacar monyet.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nidia Zuraya
Foto yang dipasok CDC pada 1997 memperlihatkan kulit lengan kanan dan dada seorang pasien ditumbuhi lesi cacar monyet. Selama lesi masih ada, pasien cacar monyet masih bisa menularkan penyakitnya.
Foto: (CDC via AP)
Foto yang dipasok CDC pada 1997 memperlihatkan kulit lengan kanan dan dada seorang pasien ditumbuhi lesi cacar monyet. Selama lesi masih ada, pasien cacar monyet masih bisa menularkan penyakitnya.

REPUBLIKA.CO.ID, MADRID – Spanyol terus menemukan kasus baru penyakit cacar monyet di negaranya. Hingga Ahad (22/5/2022), Negeri Matador telah mencatatkan 31 kasus terkonfirmasi.

Wilayah ibu kota Madrid telah menjadi pusat penularan. Menteri kesehatan Madrid, Enrique Ruiz Escudero, mengungkapkan, sejauh ini wilayah tersebut telah menemukan 30 kasus cacar monyet dan 40 lainnya sedang diselidiki.

Baca Juga

Penelusuran rantai penularan yang dilakukan otoritas kesehatan mengarah ke fasilitas pemandian gay di pusat kota Madrid. Saat ini, tempat tersebut ditutup sementara untuk keperluan penyelidikan.

Sementara itu, ada dugaan bahwa beberapa pasien mungkin tertular lebih awal, yakni ketika perhelatan festival Maspalomas Pride di Kepulauan Canary pada 5-15 Mei lalu. “Melihat tanggal kapan pesta di Kepulauan Canary berlangsung, sepertinya itu dimulai di sana dan kemudian di pemandian di Madrid,” ungkap Escudero, dikutip Anadolu Agency.

Di luar Madrid dan Kepulauan Canary, setidaknya terdapat enam wilayah lain di Spanyol yang telah mengidentifikasi dugaan kasus cacar monyet. Sejauh ini semua kasus yang terkonfirmasi ditemukan pada pria. Belum ada kasus infeksi yang hingga mengancam jiwa.

Sebelumnya kepala epidemiologi Spanyol, Fernando Simon, mengungkapkan, penularan virus penyebab cacar monyet ternyata lebih tinggi dari yang diperkirakan. "Ini ditularkan melalui kontak yang terlalu lama dan sangat dekat dengan tetesan pernapasan dan pada dasarnya melalui kontak langsung dengan sekresi dari pustula yang dihasilkan selama sakit," ucapnya.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memprediksi akan ada lebih banyak kasus cacar monyet muncul di negara-negara yang biasanya tak menemukan penyakit tersebut. Hingga Ahad, sudah terdapat 92 kasus terkonfirmasi dan 28 kasus dugaan cacar monyet di 12 negara anggota WHO yang tidak endemik virus terkait.

Epidemiolog WHO David Heymann mengungkapkan, penemuan puluhan kasus cacar monyet di sejumlah negara yang tidak endemik virus tersebut merupakan hal tak biasa. Kendati demikian, dia yakin, cacar monyet tidak akan berubah menjadi pandemi berikutnya.

“Ini tidak akan menjadi pandemi seperti yang kita ketahui pandemi, tapi tentu saja mungkin penyakit ini telah menyebar di berbagai belahan dunia dan kami baru mulai mengidentifikasinya,” kata Heymann kepada PA News Agency.

Dia pun yakin, cacar monyet tidak menular lewat udara. “Jadi ini bukan infeksi pernapasan seperti SARS-Cov-2 (penyebab Covid-19). Jadi tidak akan menyebar dengan cara yang sama,” ucapnya.

Mantan asisten direktur jenderal WHO untuk keamanan kesehatan dan lingkungan itu menjelaskan, cacar monyet menular melalui kontak dekat. “Jika terjadi kontak dekat, kontak fisik, ada kemungkinan virus menyebar dari lesi pada satu orang ke orang lain dan bisa masuk melalui luka di kulit atau melalui selaput lendir. Virus ini tidak menular dengan mudah. Ini adalah penyakit yang cukup langka yang sekarang menjadi lebih umum,” kata Heymann. 

Baca juga : Antisipasi Cacar Monyet, Legislator Ingatkan Pemerintah Perketat Pintu Masuk

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement