Selasa 17 May 2022 06:52 WIB

Silaturahmi Halal bi Halal Muhammadiyah Bengkulu Berlangsung Khidmat

Muhammadiyah terus melayani umat.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Muhammad Hafil
Silaturahmi Keluarga Besar Muhammadiyah se-Wilayah Bengkulu 1443 H/2022 M.
Foto: Republika/Umar Mukhtar
Silaturahmi Keluarga Besar Muhammadiyah se-Wilayah Bengkulu 1443 H/2022 M.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Silaturahmi Halal bi Halal Keluarga Besar Muhammadiyah Provinsi Bengkulu berlangsung dengan meriah penuh khidmat di Kampus 4 Universitas Muhammadiyah Bengkulu secara hybrid, pada Senin (16/5/2022). Ketua PWM Bengkulu Dr Syaifullah mengatakan, persyarikatan Muhammadiyah di Bengkulu terus berkhidmat melakukan pembangunan di berbagai bidang.

"Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) di Bengkulu hingga kini telah mampu membebaskan lahan kampus menjadi milik persyarikatan Muhammadiyah. Ini salah satu kiprah Muhammadiyah di Bengkulu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa," kata dia dalam keterangan pers yang diterima, Senin (16/5/2022).

Baca Juga

Acara tersebut dihadiri Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah. Dia berterimakasih atas kontribusi Muhammadiyah kepada bangsa Indonesia. Ia menyampaikan, pemerintah sangat membutuhkan Muhammadiyah baik dalam bidang pendidikan, ekonomi, kesehatan, maupun sosial dan dakwah.

Sekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI) Buya Amirsyah Tambunan yang turut hadir dalam agenda itu, menuturkan, Idul Fitri harus dapat dijadikan momentum untuk memperkuat kepedulian sosial, kohesifitas sosial sesama warga persyarikatan dan anak bangsa sehingga dapat saling asah, asih dan asuh.

Kedua, mampu berperan lebih luas dalam berbagai aspek kehidupan. Untuk itu diperlukan langkah-langkah strategis. Di antaranya adalah kebersamaan dan kekompakan umat Islam. Ada lebih dari 70 ormas yang berhimpun di MUI dan ini merupakan kekayaan yang harus dirawat oleh bangsa ini.

"Peran strategis Muhammadiyah membangun sumber daya insani melalui lembaga pendidikan Muhammadiyah dari TK hingga Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM)," tuturnya.

Buya Amirsyah juga mengingatkan pemerintah agar menjadi perekat dalam memperkuat silaturrahmi, bukan sebaliknya menjadi sumber yang membuat kerusakan. sebagaimana Allah telah mengingatkan dalam Alquran Surat Muhammad ayat 22-23.

Dalam Surat itu, Allah SWT berfirman, "Apakah sekiranya kamu berkuasa, kamu akan berbuat kerusakan di bumi dan memutuskan hubungan silaturrahmi (kekeluargaan)? Mereka itulah orang-orang yang dikutuk Allah lalu dibuat tuli (pendengarannya) dan dibutakan penglihatannya."

Menurut Buya Amirsyah, ukhuwah merupakan harga mati seperti halnya juga NKRI harga mati. "Artinya NKRI menjadi kuat atas dasar silaturahmi karena persatuan dan kesatuan umat untuk mengatasi berbagai persoalan bangsa," ungkapnya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement