Sabtu 07 May 2022 16:43 WIB

Kolaborasi Maroko dan FBI Tangkap Terduga Anggota ISIS

Terduga anggota ISIS yang ditangkap diduga rencanakan serangan

Rep: Lintar Satria/ Red: Nashih Nashrullah
Gerakan ISIS (ilustrasi). Terduga anggota ISIS yang ditangkap diduga rencanakan serangan
Foto: VOA
Gerakan ISIS (ilustrasi). Terduga anggota ISIS yang ditangkap diduga rencanakan serangan

REPUBLIKA.CO.ID, RABAT — Kepolisian Maroko mengatakan mereka menangkap terduga anggota ISIS yang berencana melakukan "aksi teror". Penangkapan ini dilakukan dalam operasi kerja sama dengan Biro Investigasi Federal (FBI) Amerika Serikat (AS). 

Penangkapan ini diumumkan menjelang pertemuan anggota koalisi perang terhadap ISIS yang dipimpin Amerika Serikat di Kota Marrakesh pada Rabu (12/5/2022) depan. Polisi mengatakan tersangka bermukim di wilayah Barkane.

Baca Juga

"(Tersangka) sedang menyiapkan rencana teror yang bertujuan menimbulkan kerusakan serius pada ketertiban publik," kata polisi kontra-teroris Maroko, Central Office of Judicial Research dalam pernyataannya seperti dikutip Voice of America, Jumat (6/5/2022). 

"Garis besar konspirasi terorisnya terungkap dalam penelitian dan investigasi teknis yang dilakukan bersama FBI," tambah lembaga itu.

Mereka mengatakan operasi ini membuktikan bertahannya ancaman teroris di Maroko dan pentingnya kerja sama bilateral dengan Amerika Serikat dalam menghadapi terorisme. Tersangka merupakan teknisi berusia 37 tahun.

"Dia mengelola kelompok tertutup yang didedikasikan untuk tujuan-tujuan dan proyek-proyek ekstremis dan bertujuan untuk merekrut dan menarik simpatisan," kata pihak berwenang Maroko. 

Tersangka hendak menyerang warga negara Maroko dan asing di wilayah Maroko. Serangan teroris di negara itu masih lebih rendah dibandingkan negara-negara Timur Tengah dan Afrika Utara. 

Namun lembaga keamanan Maroko rutin melaporkan operasi yang mengincar sel-sel teroris di negara itu. Sejak 2002 polisi Maroko mengatakan mereka sudah menangkap lebih dari 3.500 tersangka kasus yang berkaitan dengan terorisme.   

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement