Senin 04 Apr 2022 17:35 WIB

Erik Ten Hag, Campur Tangan Petinggi MU dan Kemampuannya 'Melawan' Media

Ten Hag sudah mengikuti wawancara dengan petinggi MU.

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Muhammad Akbar
Pelatih Ajax Erik ten Hag
Foto: . EPA-EFE/ERDEM SAHIN
Pelatih Ajax Erik ten Hag

REPUBLIKA.CO.ID, MANCHESTER --Media-media di Eropa kini menyebut kalau Erik ten Hag merupakan kandidat favorit untuk menjadi manajer baru Manchester United.

Ten Hag sudah mengikuti wawancara dengan petinggi MU. Ten Hag, yang kini membawa Ajax di puncak klasemen Eredivisie dan final Piala Belanda, sudah mengadakan dua putaran pembicaraan dengan direktur United.

Sementara Mauricio Pochettino, juga telah bertemu dengan United pekan lalu. Tapi publik menilai sosok favorit untuk menggantikan Ralf Rangnick adalah Ten Hag.

Padahal, masih akan ada kandidat lain yang mungkin akan diwawancarai MU dalam beberapa hari mendatang. Dikutip dari Tribalfootball, Senin (4/4), saat ini, momentumnya, keriuhannya, ada pada Ten Hag.

Tapi anggapa itu memang berisiko. Karena belum ada kabar yang benar-benar pasti dari Manchester United saat ini. Filosofi sepak bolanya dianggap selaras dengan tradisi sepak bola MU.

Namun di luar itu, ujian sebenarnya bagi Ten Hag adalah kepribadian dan kekuatan mentalnya. Faktor luar lapangan yang dapat ditangani oleh seorang manajer.

Tapi seperti yang telah berkembang baik di dalam dan di luar klub ini membuat Ruang Boot media tahun 90-an. MU akan menghidupkan isu tertentu dalam sekejap.

Ketika mereka tidak melakukannya, seperti yang dialami Roy Keane ketika mengkritik Ole Gunnar Solskjaer, langsung dituduh bias, tak peduli seberapa jernihnya argumen mereka.

Tapi tekanan yang dihasilkan jauh melampaui kelompok pakar manapun. Ada pembusukan dari dalam, dan kurangnya dukungan publik ketika terjadi kesalahan.

Bahkan Ralf Rangnick mengalami itu. Tuntutan seorang manajer akan sangat berbeda ketika United berada dalam kondisi terpuruk. Sentimen serupa juga terjadi di ruang ganti.

Selain itu, ada petinggi yang kerap mencampuri keputusan manajer. Seorang manajer jika tidak menginginkan seorang pemain sebagai tindakan disiplin, bisa ditolak oleh petinggi klub.

Hal tersebut terjadi pada Paul Pogba dan Jesse Lingard. Semua itu dapat dirusak dengan obrolan dewan soal kontrak baru dan kenaikan gaji. Ini jadi hambatan tim di belakang layar. Semua masalah itu seolah menampar wajah Rangnick selama empat bulan terakhir.

Pertanyaannya, apakah Ten Hag memiliki kemampuan untuk menangani pusaran seperti itu? Masalah ini di luar sistem dan gaya permainan. Namun, pelatih asal Belanda menunjukan beberapa karakteristik yang mengingatkan pada Sir Alex Ferguson.

Kesetiaan yang luar biasa kepada para pemainnya. Sikap yang bahkan lebih galak dan mudah terbakar terhadap media.

Di Pers Inggris, merupakan hal yang biasa membicarakan tentang permainan dan manajemen pemain muda. Tapi jika membahas isu-isu tertentu, Ten Hag dianggap bisa mengatasinya.

''Ten Hag menjebak jurnalis. Itu buruk, sembrono, dan berbahaya. Dia ikut bertanggung jawab atas sumber berita yang tidak dipercaya jurnalis. Dengan segala akibat yang ditimbulkan,'' kata pakar Belanda, Hugo Borst.

Ten Hag berani menyebut mantan pemainnya, Quincy Promes, sekarang di Spartak Moscow, tidak bersalah atas kasus percobaan pembunuhan yang masih berjalan.

Ia juga membuat marah wartawan lokal karena tidak mau menghujat Dusan Tadic, setelah penyerang Southampton itu menolak mengomentari skandar mantan direktur Marc Overmars. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement