Kamis 31 Mar 2022 15:55 WIB

Yahudi di Madinah adalah Pendatang, Sejak Kapan Mereka Bermigrasi?

Yahudi bermigrasi ke Yatsrib kini Madinah sebelum risalah Islam datang

Rep: Ali Yusuf/ Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi padang pasir di kawasan Yatsrib atau Madinah kini. Yahudi bermigrasi ke Yatsrib kini Madinah sebelum risalah Islam datang
Foto: Pixabay
Ilustrasi padang pasir di kawasan Yatsrib atau Madinah kini. Yahudi bermigrasi ke Yatsrib kini Madinah sebelum risalah Islam datang

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Bangsa Yahudi merupakan keturunan Yahudza putra Nabi Yaqub putra Nabi Ishaq putra Nabi Ibrahim alaihimussalam. 

Yakhsyallah Mansur dalam bukunya Ash-Shuffah menuliskan, kemudian huruf dzal-nya ditukar dengan huruf 'dal' karena bahasa asing itu manakala diarabkan (mu'arrab) niscaya berubah dari kata asalnya. "Sehingga menjadi Yahudi dengan tambahan ya nisbat di belakangnya," tulis Yakhsyallah. 

Baca Juga

Memang tentang hal tersebut di atas, kata Yakhsyallah Mansur, tidak ada kesamaan pandangan para ahli sejarah tentang asal-usul bangsa Yahudi yang tinggal di Yatsrib, dari mana mereka pindah dan kapan mereka datang. 

Menurut sumber yang paling kuat, mereka datang dari Syam pada abad pertama dan kedua sebelum Masehi ketika pasukan Romawi berhasil menguasai Suriah dan Mesir.

"Kejadian ini pada abad pertama sebelum Masehi dan menguasai bangsa Yahudi dan Negeri Anbath pada abad kedua setelah Masehi," tulis Yakhsyallah Mansur.

Hal ini membuat bangsa Yahudi eksodus ke Jazirah Arab yang relatif terhindar dari kekuasaan bangsa Romawi yang mereka takuti. Eksodus ini mencapai puncaknya setelah kegagalan bangsa Yahudi memberontak melawan bangsa Romawi dan berhasil dipadamkan oleh Kaisar Titus pada tahun 70 Masehi. 

Bangsa Yahudi yang lain eksodus ke Yatsrib paska kegagalan mereka memberontak melawan Kaisar Hedrian antara tahun 132-135 Masehi. Menurut pandangan lain, eksodus bangsa Yahudi ke Yatsrib didorong  para pendeta mereka yang mengetahui dari kitab Taurat bahwa akan lahir nabi yang terakhir (messias) di Kota Makkah dan akan berpindah ke negeri yang memiliki kebun kurma yang terletak di antara bebatuan gunung berapi yang hitam. Kemudian mereka meninggalkan Syam mencari tempat tersebut.  

"Ketika mereka sampai di Yatsrib kota ini mempunyai sifat-sifat yang disebutkan di dalam Kitab Taurat mereka menetap di kota itu," katanya. 

Komunitas bangsa Yahudi ini terdiri dari beberapa suku, yang paling terkenal ada tiga suku yaitu Bani Qainuqa, Bani an-Nadhir, dan Bani Quraizhah. Ketiga suku ini menempati lokasi yang berbeda.  

"Bani Qainuqa tingal di dalam kota sedang Bani Nadhir dan Bani Quraizhah tinggal di luar kota di daerah perbukitan yang subur," katanya. 

Di samping itu, terdapat suku-suku yang kecil-kecil seperti Bani Qahmam, Bani Masikah, Bani Zaura,Bani Mizayah, Bani Akan, Bani Hajar, Bani Zaid al-Lat, Bani Luqamqah dan Bani Tsa'labah. 

Sumber-sumber data statistik tidak menyebutkan berapa jumlah orang Yahudi Yatsrib. "Tetapi buku-buku sejarah menyebutkan bahwa Bani Qainuqa' memiliki 700 tentara," katanya. 

Demikian juga dengan jumlah tentara Bani Nadhir. Sementara Bani Quraizhah memiliki 700 sampai 900 tentara. Jumlah tentara ketiga suku ini lebih dari 2,000 orang. Ini belum lagi ditambah dengan suku-suku kecil yang tersebar di beberapa tempat di kota Yatsrib yang jumlahnya mencapai 20 suku. 

Bangsa Yahudi mendominasi kehidupan kota Yatsrib secara ekonomi, politik, maupun intelektual. Mereka telah meninggalkan pengaruh di masyarakat Yatsrib dan suku-suku Aran di sekelilingnya.  

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement