Rabu 23 Mar 2022 17:30 WIB

Shalahuddin al-Ayyubi, Sang Pembebas Baitul Maqdis

Sultan Shalahuddin al-Ayyubi wafat pada 4 Maret 1193.

Saladin
Foto: badassoftheweek.com
Saladin

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Sultan Shalahuddin al-Ayyubi wafat pada 4 Maret 1193 akibat sakit. Pada hari ketika dirinya berpulang ke rahmatullah, hartanya yang tersisa hanyalah seperangkat baju perang, seekor kuda, serta uang satu dinar plus 36 dirham.

Sebagai pemimpin umat, raja Dinasti Ayyubiyah itu menyibukkan diri dalam berjihad, tidak hanya di medan pertempuran untuk menghalau para musuh Islam. Ia pun berjuang untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat. Misalnya, dengan cara membangun rumah- rumah sakit, sekolah-sekolah, serta masjid-masjid di seluruh daerah kekuasaannya.

Baca Juga

Tokoh Sunni berdarah Kurdi itu juga membangkitkan perekonomian negerinya. Ia mendorong geliat aktivitas perdagangan di kota-kota pesisir Laut Tengah dan Laut Merah yang dikuasainya. Sistem pajak direformasinya. Begitu pula dengan sistem moneter dan kas negara (baitul maal).

Tentunya, jasa terbesar Sultan Shalahuddin ialah membebaskan Masjid al-Aqsha. Begitu berhasil mengusir kaum Salibis, ia segera memerintahkan pemugaran kota suci itu. Baitul Maqdis dan Kubah Batu dibersihkannya dari simbol- simbol yang menyalahi tauhid.

Kompleks rumah ibadah itu diperluasnya, serta memperindahnya dengan berbagai ornamen kaligrafi. Ia juga membuat mimbar yang lantas dikenal sebagai Mimbar Saladin di sana. Artefak yang tak ternilai itu sempat bertahan selama ratusan tahun sebelum dijarah seorang Zionis pada 1972.

Seperti halnya dinasti-dinasti Islam pada kurun abad ke-11 dan 12, Ayyubiyah pun terguncang begitu ditinggal wafat pemimpin besar. Sepeninggalan Shalahuddin, perebutan kekuasaan terjadi di antara para elite.

Putra ketiga sang almarhum, al-Malik az-Zahir, berhasil merebut Halab (Aleppo)dari pamannya, al-Malik al-Adil.Sementara itu, saudaranya yang bernama al-Aziz Utsman mengonsolidasi kekuatan di Kairo.Adapun si anak sulung, al-Afdhal, menguasai Damaskus dan sebagian besar Palestina.

Pada akhirnya al-Adil tampil mengatasi para pesaingnya.Sesudah itu, al-Kamil Nashruddin Abu al-Ma'ali Muhammad naik takhta. Pada masanya, Perang Salib V terjadi, yakni antara tahun 1217 dan 1221. Pertempuran itu dimenangkan pasukan Muslimin yang berhasil mendesak Salibis hingga ke luar Mesir.

sumber : Islam Digest
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement