Rabu 23 Mar 2022 13:16 WIB

Banjir di Kabupaten Cilacap Berangsur Surut

Jumlah warga yang mengungsi berkurang seiring surutnya banjir di Cilacap

Red: Nur Aini
Petugas SAR gabungan menyeberangkan warga menggunakan perahu karet di ruas jalan nasional Jeruklegi-Kawunganten, yang terputus akibat banjir di Desa Jeruklegi Wetan, Jeruklegi, Cilacap, Jawa Tengah, Rabu (21/7/2021). Hujan deras menyebabkan banjir di beberapa wilayah di Kabupaten Cilacap, yang menggenangi tiga titik jalan nasional di kecamatan Jeruklegi dan menyebabkan arus kendaraan terhambat, serta merendam sejumlah rumah warga hingga ketinggian satu meter.
Foto: ANTARA/Idhad Zakaria
Petugas SAR gabungan menyeberangkan warga menggunakan perahu karet di ruas jalan nasional Jeruklegi-Kawunganten, yang terputus akibat banjir di Desa Jeruklegi Wetan, Jeruklegi, Cilacap, Jawa Tengah, Rabu (21/7/2021). Hujan deras menyebabkan banjir di beberapa wilayah di Kabupaten Cilacap, yang menggenangi tiga titik jalan nasional di kecamatan Jeruklegi dan menyebabkan arus kendaraan terhambat, serta merendam sejumlah rumah warga hingga ketinggian satu meter.

REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP -- Genangan banjir yang melanda sejumlah wilayah Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, sejak Selasa (15/3) 2022 kini berangsur surut.

"Alhamdulillah hingga Rabu (23/3) pagi genangan banjir di Kecamatan Nusawungu dan Kroya sudah surut sekitar 20 centimeter karena semalam tidak terjadi hujan meskipun Selasa (22/3) sempat mendung," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap Wijonardi di Cilacap, Rabu (23/3/2022).

Baca Juga

Selain itu, kata dia, saat sekarang tidak terjadi pasang maksimum di perairan selatan Cilacap sehingga aliran air dari Sungai Ijo yang turut memicu terjadinya banjir di Kecamatan Nusawungu lebih cepat masuk ke laut melalui Sungai Bodo di perbatasan Kabupaten Cilacap dan Kebumen. Demikian pula dengan air Sungai Tipar yang turut memicu terjadinya banjir di Kecamatan Kroya bisa lebih cepat masuk ke laut.

Pihaknya mengharapkan kondisi tersebut akan mempercepat penyurutan genangan banjir di Kecamatan Nusawungu dan Kroya, sehingga penanganan pascabencana dapat segera dilakukan. Ia mengakui jumlah warga yang mengungsi terus berkurang seiring dengan mulai surutnya genangan banjir.

"Jumlah pengungsi tidak banyak, tapi kami masih melakukan pendataan terkini. Kebanyakan warga mengungsi ke rumah saudara mereka yang tidak terdampak banjir," katanya.

Menurut dia, pihaknya tidak menutup kemungkinan akan menutup dapur umum di Desa Gentasari, Kecamatan Kroya, pada Rabu (23/3), dan menarik perahu karet untuk dikembalikan ke BPBD karena sudah tidak bisa dioperasikan seiring dengan penyurutan genangan banjir. Terkait dengan penanganan usai bencana banjir, dia mengatakan hal itu akan diisi dengan kegiatan pembersihan dan penyemprotan disinfektan di rumah-rumah warga maupun fasilitas umum yang sempat terendam banjir.

"Oleh karena itu, kebutuhan kami saat ini adalah peralatan kebersihan untuk warga yang membutuhkannya. Jadi, kalau ada donatur yang ingin memberikan bantuan, sekiranya dapat berupa peralatan kebersihan," katanya.

Ia mengatakan pihaknya bersama sejumlah organisasi kemasyarakatan juga mulai melakukan penyedotan air dan lumpur dari sumur-sumur warga yang sempat terendam banjir.

"Nantinya setelah disedot, sumur-sumur tersebut akan diberi kaporit agar airnya bisa dimanfaatkan kembali oleh masyarakat," ujar Wijonardi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement