Senin 28 Feb 2022 11:11 WIB

Wagub Jabar: Peringatan Isra Mira Bagian dari Syiar Islam

Kegiatan hari besar keagamaan Islam menjadi salah satu implementasi dari Pancasila.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agung Sasongko
Orang-orang menghadiri perayaan Isra dan Miraj, yang menandai kenaikan Nabi Muhammad, di kompleks yang dihormati oleh orang-orang Yahudi sebagai Temple Mount dan Muslim sebagai Tempat Suci di Kota Tua Yerusalem pada 11 Maret 2021. The Dome of the Rock terlihat di latar belakang.
Foto: REUTERS / Ammar Awad
Orang-orang menghadiri perayaan Isra dan Miraj, yang menandai kenaikan Nabi Muhammad, di kompleks yang dihormati oleh orang-orang Yahudi sebagai Temple Mount dan Muslim sebagai Tempat Suci di Kota Tua Yerusalem pada 11 Maret 2021. The Dome of the Rock terlihat di latar belakang.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum menilai, kegiatan peringatan hari besar Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW merupakan bagian dari syiar Islam. Menurutnya mengagungkan kebesaran Allah SWT sebagai pencipta merupakan bukti keimanan dan ketakwaan seseorang.

"Siapa yang meninggikan kebesaran Allah SWT itulah bukti seseorang memiliki keimanan dan ketakwaan," ujar Uu saat memperingati Isra Miraj Nabi Muhammad SAW, di Masjid Al Mukhbitiin, Perum Griya Inti Desa Babakan Peuteuy Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung, akhir pekan ini.

 

Menurut Uu, menjalankan perintah agama dengan sebaik- baiknya sejalan dengan dasar negara Pancasila. Yakni sila pertama Ketuhanan yang Maha Esa. Pancasila sendiri merupakan sumber hukum, sumber kekuatan yang utama di negeri Indonesia.

 

Sehingga, kata dia, dengan menggelorakan spirit keagamaan, maka sekaligus menjalankan nilai- nilai nasionalisme dan kebangsaan. Makanya peran ulama dan mubaligh dalam menjaga kedaulatan NKRI menjadi strategis.

 

Menurutnya, dengan spirit keagamaan yang merupakan sila pertama Pancasila, pemerintah di berbagai tingkatan tidak boleh membuat keputusan tanpa dinaungi dasar Pancasila.

 

"Dalam Pancasila ada Ketuhanan yang Maha Esa, tentu dalam membuat keputusan (pemerintahan) harus dinaungi dengan keimanan dan ketakwaan," katanya.

 

"Pancasila hukum yang tertinggi, Ketuhanan yang Maha Esa, sila pertama. Tidak boleh membuat keputusan tanpa dibingkai Pancasila, tentunya harus dibingkai keimanan dan ketakwaan," kata Panglima Santri Jabar.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement