Rabu 14 Apr 2021 10:12 WIB

IHSG Menguat Didorong Optimisme Pertumbuhan Ekonomi Kawasan

Menurut IMF ekonomi Asia akan tumbuh 7,6 persen pada tahun ini

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Nidia Zuraya
Karyawan mengamati pergerakan harga saham di Jakarta. ilustrasi
Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Karyawan mengamati pergerakan harga saham di Jakarta. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada di zona positif pada perdagangan hari ini, Rabu (14/4). Indeks dibuka naik dan terus menguat hingga 0,91 persen ke level 5.981,65. 

Investor di Asia juga menyambut baik pandangan Dana Moneter Internasional (IMF). Menurut IMF, ekonomi Asia akan tumbuh 7,6 persen pada tahun ini, naik dari proyeksi 6,9 persen yang di buat IMF pada Oktober lalu. 

Baca Juga

"Revisi ini ditopang oleh keyakinan ekonomi negara maju seperti Jepang, Australia dan Korea Selatan akan menikmati pertumbuhan yang solid akibat permintaan yang kuat dari China dan AS," terang Phillip Sekuritas Indonesia dalam risetnya, Rabu (14/4). 

Untuk tahun 2022, IMF memproyeksikan ekonomi Asia tumbuh 5,4 persen. Di sisi lain, IMF juga memperingatkan kenaikan suku bunga di AS yang lebih cepat dari ekspektasi dapat mengguncang pasar dengan memicu aliran dana keluar (capital outflow) dari kawasan Asia.

Sementara itu, indeks saham di Asia di buka variatif. Menurut riset Phillip Sekuritas Indonesia, investor merespons positif data kenaikan inflasi bulan Maret di Amerika Serikat (AS) yang ternyata tidak sebesar yang dikhawatirkan.

Indeks Harga Konsumen atau Consumer Price Index (CPI) lompat 0,6 persen secara bulanan. Angka ini merupakan terbesar sejak Agustus 2012 setelah naik 0,4 persen di bulan Februari. 

"Kenaikan ini didorong oleh pulihnya permintaan seiring semakin luasnya pembukaan kembali (reopening) ekonomi AS sementara produsen menemui hambatan pada rantai pasok, keterbatasan kapasitas serta kenaikan harga komoditas," tulis Phillip Sekuritas Indonesia.

Secara tahunan CPI melonjak 2,6 persen, terbesar sejak Agustus 2008 yang menyusul kenaikan 1,7 persen di bulan Februari. Inflasi Inti (Core CPI) bertambah 0,3 persen secara bulanan atau terbesar dalam tujuh bulan terakhir setelah naik tipis 0,1 persen secara bulanan di Februari lalu.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement