Selasa 13 Apr 2021 14:37 WIB

Makanan Olahan Bisa Memicu Penyakit Jantung Koroner

Porsi makanan olahan meningkatkan risiko hipertensi hingga obesitas.

Rep: Haura Hafizhah/ Red: Dwi Murdaningsih
(Ilustrasi daging olahan)
Foto: Pxfuel
(Ilustrasi daging olahan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Ahli bedah jantung mengingatkan masyarakat untuk tidak mengonsumsi makanan olahan. Apalagi di tengah pandemi Covid-19 seperti ini. Sebab, hal tersebut bisa meningkatkan risiko terkena penyakit jantung koroner.

"Karena orang tidak bisa keluar di tengah pandemi seperti ini, mereka memilih makanan yang lebih mudah disiapkan,” kata ahli bedah jantung di Baton Rouge General, Amerika Serikat dikutip dari wafb, Selasa (13/4).

Baca Juga

Kemudian, ia menjelaskan konsumsi makanan olahan itu seperti sereal minuman ringan, roti, keripik, permen, chicken nugget, kentang goreng, dan protein atau batangan granola yang mengklaim sehat.

"Setiap kali Anda makan makanan olahan sebagai salah satu makanan Anda, itu meningkatkan risiko terkena penyakit pembuluh darah atau jantung koroner," kata dia.

Ia menambahkan, setiap porsi makanan tersebut meningkatkan risiko hipertensi, obesitas dan banyak kondisi kronis lainnya. Maka dari itu, ia mengimbau agar masyarakat tetap mengkonsumsi makanan seperti sayuran, biji-bijian, buah-buahan, kacang-kacangan, daging, makanan laut, jamu, rempah-rempah, bawang putih, telur dan susu.

“Apa yang biasanya saya coba sampaikan kepada pasien saya adalah mereka harus mengkonsumsi makanan yang sehat setiap harinya. Namun, mereka juga bisa tetapkan hari dimana mereka bisa makan apapun tapi ingat jangan berlebihan," kata dia.

Menurutnya, masyarakat harus memilih gaya hidup sehat. Gaya hidup sehat bukan berarti diet tetapi mengurangi makanan yang tidak sehat untuk tubuh.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement