REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Gerakan Para Pendongeng untuk Kemanusiaan (GePPuK) mengampanyekan Mudik Ramah Anak 2015 di Bundaran Hotel Indonesia (HI), terminal, dan stasiun.
"Tujuannya, mengedukasi masyarakat supaya mereka lebih peduli lagi terhadap anak mereka," ujar Ketua Pelaksana MRA GePPuK Danang Sriwijayanto, saat dihubungi Republika, Kamis (9/7).
Program ini sengaja diluncurkan karena melihat kemungkinan membeludaknya pengendara sepeda motor saat mudik di tengah kondisi ekonomi yang merosot dan ludesnya tiket-tiket angkutan umum.
Dalam banyak kasus, imbuh Danang, anak-anaklah yang menjadi korban akibat kecelakaan, atau kurangnya waspada orang tua.
Maka, GePPuk melalui metode dongeng akan melakukan kampanye Mudik Ramah Anak. Kampanye ini juga dilakukan kampanye melalui jingle atau video yang diunggah di dunia maya.
Danang dan seluruh anggota GePPuk akan membagikan brosur dan stiker bertuliskan, ‘Delapan jam di kereta bisa bercerita.’
Menurut Danang, dengan membacakan dongen atau cerita, perjalanan akan terasa lebih mangasyikkan untuk anak. Bisa dilakukan di mobil pribadi, di bus umum, maupun selama di kereta.