REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA - Titik rawan kecelakaan ataupun kemacetan di sepanjang jalur mudik di Jawa Timur bisa bertambah. Penambahan titik rawan tersebut dipicu jumlah kendaraan yang meningkat signifikan selama arus mudik.
Pengamat transportasi dari Institute Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Haryo Sulityarso, mengungkapkan penambahan titik rawan tersebut harus diperhatikan pemudik. Sebelumnya, Dinas Perhubungan dan Lalu Lintas Angkutan Jalan (Dishub LLAJ) mendata terdapat 48 titik rawan kecelakaan di sepanjang jalur mudik.
“Kemungkinan jumlahnya bisa lebih dari 48 titik itu karena jumlah kendaraan bisa meningkat tajam. Pemudik dan instansi yang berwenang juga harus memperhatikan sejauh mana tingkat kerawanan jalur mudik, “ ungkapnya, Senin (8/8).
Timbulnya titik rawan baru tersebut, menurut Haryo, dipengaruhi dua faktor yakni teknis dan non teknis. Dari sisi teknis, titik rawan tersebut dipengaruhi kelayakan jalan dan bobot kendaraan. Sementara, faktor non teknis berasal dari pengendara sendiri.
Secara teknis, Haryo menerangkan penyebab kecelakaan di jalur rawan dipengaruhi lebar jalan, kondisi jalan, tikungan, turunan atau tanjakan serta tingkat kemiringan jalan. Kondisi jalan tersebut yang perlu diwaspadai para pemudik.
Meski demikian, perilaku pengendara saat arus mudik juga berpengaruh signifikan terhadap keselamatan. Haryo menilai tingkat kedisiplinan para pengendara masih rendah. “Faktor kecelakaan dari faktor human error itu cukup tinggi, “ ujarnya.