Penyebab Asam Lambung Naik Saat Berpuasa

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Gita Amanda

Senin 29 May 2017 13:21 WIB

Ilustrasi Makanan Sehat Foto: Republika/Prayogi Ilustrasi Makanan Sehat

REPUBLIKA.CO.ID, Banyak orang menghadapi masalah naiknya asam lambung ketika berpuasa. Ternyata naiknya asam lambung ini bukan disebabkan oleh puasa, tapi pola hidup mereka yang salah ketika berpuasa.

Meski asam lambung bukan merupakan penyakit mematikan, tetapi penyakit ini dapat menimbulkan banyak komplikasi. Ini merupakan peringatan meskipun tidak berbahaya tetapi tidak bisa dianggap remeh. 

Naiknya asam lambung dalam istilah kedokteran disebut GERD (gastroesophageal reflux disease) merupakan penyakit pencernaan yang umum dialami oleh 10 hingga 20 persen orang dewasa di dunia. GERD berbeda dengan penyakit maag.

Head of Personal Health Philips Indonesia, Yongky Sentosa, berharap memasuki Ramadhan tahun ini ada meningkatkan kesadaran akan penyakit GERD. Sebab jika tidak ditangani dengan benar maka penyakit ini dapat berakibat fatal. 

Yongky mengatakan untuk dapat menjaga keseimbangan asupan makanan yang sehat tentu bukanlah hal yang mudah di zaman sekarang ini. Melalui produk dan berbagai kegiatan kampanye marketing, ia mendukung masyarakat untuk dapat menyiapkan makanan sehat dengan cara mudah dan praktis.

"Khususnya saat berpuasa dimana setiap orang harus menjaga stamina agar tetap sehat," ujar dia dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Senin (29/5).

Konsultan penyakit lambung dan pencernaan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan Rumah Sakit Cipto Mangunkusomo, Dokter Ari Fahrial Syam, mengatakan gejala awal pasien yang menderita GERD mirip pasien yang sedang mengalami serangan jantung. Tetapi penyakit GERD tidak menyebabkan komplikasi pada jantung. Kesalahpahaman ini sering mengganggu pikiran penderita GERD.

 

Penyebab Asam Lambung Naik

Menurut Ari kebiasaan langsung tidur setelah sahur, dapat menyebabkan asam lambung balik arah ke kerongkongan. Ini menyebabkan masalah pada saluran cerna atas mereka. 

"Selain itu ada kebiasaan buruk lain yang sering dilakukan pada saat Ramadhan, makan terlalu berlebihan saat berbuka, diikuti dengan merokok. Dengan melakukan ini, Anda sebenarnya meningkatkan risiko untuk terjadinya masalah pada lambung seperti dispepsia dan terutama jika Anda sudah mempunyai penyakit maag sebelumnya," katanya. 

Ari menyarankan ketika berbuka, makan dengan porsi sedang. Misalnya dimulai dengan makanan ringan dalam porsi kecil. Setelah makanan ringan, jangan langsung makan menu utama seperti nasi dan lauk pauknya. Namun dapat menunggu hingga setelah salat Maghrib sebelum melanjutkan dengan makanan utama. 

Tetapi harus diingat, makan dengan jumlah yang tidak terlalu berlebihan. Jangan sampai melakukan budaya balas dendam dengan berpikir menggandakan makan siang dan makan malam saat berbuka harus dihindari. Selain itu biasakan diri untuk berhenti makan dua jam sebelum tidur agar pencernaan bisa bekerja optimal.

Ari menjelaskan mengenai gejala, biasanya mereka yang mengalami GERD merasa panas di dada seperti terbakar dan ada sesuatu yang balik arah dan mengganjal disebut sebagai heartburn. Namun kriteria GERD berbeda di setiap negara di dunia bahkan di Asia. Mereka memiliki frekuensi gejala yang berbeda dari sepekan sekali bahkan setahun sekali.

Heartburn ini biasanya dialami setelah makan dan merasa mulut pahit karena ada asam yang naik. Gejala lain yang mengindikasikan GERD diantaranya suara serak, radang tenggorokan, batuk kering kronis terutama di malam hari. 

Faktor risiko yang dapat memperberat terjadinya GERD antara lain obesitas, kebiasaan merokok, kebiasaan minum alkohol, konsumsi makanan mengandung coklat, keju dan berlemak, asam, pedas serta stres.