Pemerintah Terus Intensifkan Penyatuan Kriteria dan Penetapan Hilal

Rep: Agung Sasongko/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari

Senin 01 Aug 2011 15:16 WIB

Hilal, ilustrasi Hilal, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Perbedaan penetapan awal Ramadhan dinilai Menteri Agama Suryadharma Ali sangatlah wajar. Namun, alangkah baiknya bila ada satu kesatuan dalam umat Islam dalam merayakan hari-hari besar Islam seperti ibadah puasa atau lebaran.

"Ya, kita akan undang ormas untuk kembali berdialog terkait soal perbedaan itu," papar Suryadharma saat ditemui di kantor Kementerian Agama, Jakarta, Senin (1/8).

Menteri, dengan mengutip pernyataan Pakar Astronomi, Thomas Djamaluddin, mengatakan tidak ada masalah penggunaan metode hisab atau rukyat, sebab akurasinya dapat dipertanggung jawabkan." Kalau saja 0.01 derajat batas kriteria hilal sudah ditetapkan, maka akan memudahkan kita semua," kata dia.

Menurut Menteri, pihaknya ingin merangkul semua pihak guna memahami segenap metode yang digunakan. Seperti dalam sidang Istbat, Kemarin, secara ilmiah dipaparkan secara jelas. "Yah, nanti kita lihat bagaimana perkembangan itu," kata dia.

Usaha menyatukan kalender Islam melalui penetapan kriteria hilal hingga kini belum mendapatkan titik temu. Masing-masing Ormas Islam punya keyakinan masing-masing dengan merujuk pada hukum ijtihad. Padahal, penentuan kriteria hilal diharapkan dapat mempererat persatuan umat dan meminmalisir perbedaan.